- Advertisement -

2 Tahun Berlangsung, Greeneration Foundation Sambut Capaian Project Citarum Repair

Berita Lainnya

KBB, infobdg.com – Pilot project “Citarum Repair” yang telah dilaksanakan sejak 2021 oleh Greeneration Foundation hingga saat ini telah berhasil mengangkat dan mengelola lebih dari 325 ton sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Pada awalnya, proyek ini melibatkan sekitar 5.500 warga dalam proses pengumpulan dan pengelolaan sampah berkelanjutan.

Maka untuk menyambut capaian keberhasilan tim “Citarum Repair” tersebut, Greeneration Foundation menggelar acara Grand Launching Citarum Repair dengan tema “Pembersihan Sungai Citarum dari Sampah Terapung, Guna Cegah Polusi Plastik ke Lautan” pada Sabtu (25/2), di Bening Saguling Foundation, Babakan Cianjur, Kabupaten Bandung Barat.

Dikatakan Wisya Aulia Prayudi, Program Manager Greeneration Foundation, kegiatan ini diharapkan dapat mendorong percepatan dan upaya untuk menyelesaikan masalah sampah di DAS Citarum.

“Kegiatan ini merupakan sebuah kerjasama yang diharapkan dapat menjadi katalis dalam mempercepat inisiatif yang mampu menyelesaikan permasalahan sampah di Citarum,” ujar Wisya.

Untuk diketahui, program ini merupakan bentuk kerjasama internasional bersama tiga lembaga swadaya masyarakat Non-Governmental Organization, yakni Waste4Change yang merupakan perusahaan penyedia solusi masalah sampah, Bening Saguling Foundation sebagai yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan lingkungan, dan RiverRecycle, yaitu pakar dan penyedia Teknologi Trash Boom dan Konveyor Apung dari Finlandia.

Dengan misi mengurangi cemaran sampah plastik ke laut melalui sungai Citarum, Greeneration Foundation dengan kolaborasi internasional ini pun turut meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap masalah sampah laut dan pengelolaan sampah di perairan.

Diceritakan Wisya, kolaborasi bermula dari dokumenter Bening Saguling Foundation yang mendapat perhatian dari Anssi Mikola, Founder RiverRecycle di mana ia melihat banyaknya sukarelawan di sungai Citarum yang mengumpulkan sampah plastik secara manual menggunakan perahu-perahu kayu kecil.

Menurut Anssi, upaya mengumpulkan sampah di daerah aliran sungai memerlukan metode yang lebih efektif dan efisien.

“Berdasarkan dokumenter tersebut saya merasa masih ada cara yang lebih efektif dan efisien untuk mengelola sampah pada daerah aliran sungai. Hal tersebut memicu saya untuk menghadirkan mesin dan teknologi yang mampu mempermudah kegiatan tersebut,” bebernya.

Melihat banyaknya apresiasi dan ketertarikan berbagai organisasi dari berbagai negara, Anssi kemudian memperkenalkan teknologi Trash Boom besutannya untuk mendukung negara-negara yang membutuhkannya.

“Akhirnya saya dipertemukan dengan Greeneration Foundation dan Waste4Change melalui kesamaan visi dan tujuan dalam pengelolaan sampah di sungai. Kami berkolaborasi dan menimbulkan domino effect ke negara-negara dengan banyak sungai seperti India, Ghana, hingga Filipina,” tambahnya.

Sungai Citarum memang sejak lama menjadi perhatian karena pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Hal ini tentu memerlukan banyak tangan untuk mengupayakan kebersihan sungai Citarum dari pencemaran sampah plastik ke laut melalui aliran sungai.

Indra Darmawan selaku Founder Bening Saguling Foundation pun merasa bangga pihaknya menjadi bagian dalam program Citarum Repair untuk mengelola dan mengolah sampah, serta meningkatkan edukasi di lingkungan sungai Citarum.

“Program Citarum Repair dan kerjasama dengan berbagai pihak ini telah menghadirkan aksi nyata untuk kebersihan sungai Citarum. Namun, permasalahan sampah tentu tidak dapat dikerjakan sendiri, perlu kolaborasi yang berkelanjutan untuk seluruh proses mengelola dan mengolahnya,” papar Indra.

Sampah tidak semata-mata hanya dikumpulkan, namun sampah yang mencemari sungai Citarum dan sekitarnya dengan nilai daur ulang tinggi dapat dipilah dan disalurkan ke rantai industri daur ulang.

Pada acara Grand Launching Citarum Repair, tamu yang hadir diberi kesempatan untuk merasakan pengelolaan sampah Citarum dengan game pemilahan sampah menjadi 5 kategori, yaitu plastik kemasan keras, plastik lembaran, sampah organik, karet, dan residu.

Sedangkan sampah plastik yang bernilai rendah seperti lembaran plastik dan dianggap residu akan dimanfaatkan menjadi papan plastik.

Melalui langkah pemanfaatan sampah menjadi papan plastik ini akan memberikan dampak positif bagi berbagai sektor di sekitar DAS Citarum, selain menjadikan sungai Citarum yang lebih bersih, hasil dari sampah plastik yang dikelola dan diolah dapat membantu mendorong penerapan ekonomi sirkular.***