- Advertisement -

Bandung City of Colors : Mengenal Perbedaan Street Art dan Vandalisme

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Kurang lengkap rasanya jika Kota Bandung sebagai kota kreatif tanpa coretan warna-warni karya anak mudanya di dinding-dinding kota. Warna-warna di dinding tersebut turut serta mewarnai dan memperindah kota kembang.

Namun keberadaan grafiti atau street art ini rentan dilihat sebagai vandalisme. Oleh karena itu, kali ini tim Infobdg akan mengulas sedikit mengenai street art dan vandalisme.

Setiap golongan masyarakat memiliki pandangan yang berbeda, ada yang senang dan menikmatinya sebagai seni ada juga yang tidak suka dan menganggapnya sebagai tindakan perusakan. Grafiti di Indonesia sudahlah tak asing, dilansir dari latitudes.nu graffiti sudah ada sejak masa kolonial. Pada saat itu grafiti khususnya yang berbentuk tulisan digunakan sebagai alat untuk publisitas dan propaganda dalam menyuarakan semangat rakyat untuk kemerdekaan.

Bagaimana dengan zaman sekarang? Memang tak sedikit coretan-coretan menutupi tempat-tempat serta fasilitas-fasilitas di kota Bandung yang terlihat mengganggu dan mengotori. Ada juga coretan yang malah menambah keindahan dari dinding atau benda tersebut. Lalu, apa sih yang membedakan seni grafiti atau street art dan vandalisme? Vandalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahaan alam dan sebagainya) atau perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas. Berikut mimin kasih contoh bentuk vandalisme.

Street art atau biasa dikenal dengan grafiti yang berasal dari bahasa latin yakni graphium yang berarti tulisan. Yang menjadi perbedaan adalah graffiti mempertimbangkan estetika atau keindahan dan terkadang diselaraskan dengan makna yang akan disampaikan. Steet art yang berada di dinding-dinding kota Bandung misalnya, merupakan hasil para Bomber (istilah bagi pelukis/street art artist) sebuah komunitas atau perorangan. Jenisnya pun beragam ada yang berupa grafiti tulisan, mural, portrait, atau slogan dengan makna tersembunyi. Bagaimana dengan tanggapan pemerintah dan masyarakat di kota Bandung? Dilansir dari Tribun Jabar (5/11/2017)  dalam wawancara dengan seorang Bomber Bandung, street art sudah diterima dan diberi ruang oleh pemerintah, salah satunya tembok di Jalan Tamansari yang kini menjadi lahan bagi para penggiat street art untuk mengekspresikan diri. Selain itu street art juga kian dirangkul oleh pemerintah dengan berkolaborasi untuk merias taman-taman atau ruang publik.

Street Art di Jalan Tamansari

Mural di Cibunut

Mural  Siliwangi

Mural di Jl. Braga

Mural di Jl. Stasiun Timur, Bandung

 

Mural di Dago Timur oleh SAD (Street Art Dakwah)

Kampung Wisata Dago Pojok

Foto :  latitudes.nu | yusmawardi.wordpress.com | jabar.tribunnews.com | yeaharip.com| susiencuss.com| hijabographic.com| Kampung Kreatif Dago Pojok | news.detik.com|