BANDUNG, infobdg.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung penuh industri jasa keuangan untuk masuk ke wilayah desa demi menurunkan ketimpangan angka gini rasio antara desa dan kota. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat desa di Jawa Barat bisa merasakan pemerataan ekonomi.

Informasi tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil, dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan tahun 2019 pada Senin (21/1) siang, di Aula Barat Gedung Sate Bandung.

Advertisement

Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Jawa Barat 2019 ini mengambil tema “Kolaborasi Membangun Optimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan” sebagai bentuk komunikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan stakeholder daerah untuk memberikan gambaran kinerja industri jasa keuangan dan arah kebijakan OJK pada 2019.

Dalam laporannya, Emil mengatakan, sesuai data yang diperoleh bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat ada di angka 5,58% pada Triwulan III 2018. Angka tersebut berada di atas pertumbuhan nasional. Namun, gini rasionya naik dari 0,39 menjadi 0,40.

Emil menambahkan, hal tersebut menandakan Jawa Barat memiliki pertumbuhan ekonomi baik, namun tidak semua kalangan bisa menikmatinya. “Pertumbuhan ekonomi ini hanya dinikmati oleh segelintir yang punya akses terhadap opportunity atau peluang, tidak dinikmati oleh mereka yang bingung harus ngapain terhadap hidupnya,” ungkap Emil.

Menanggapi hal tersebut, Emil berkomitmen selama lima tahun ke depan, pihaknya akan berupaya untuk mengurangi ketimpangan itu agar kesejahteraan masyarakat meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong lembaga jasa keuangan untuk masuk ke desa lewat program-program pemberdayaan seperti program Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) yang menyalurkan kredit melalui rumah ibadah, serta Bank Wakaf Mikro (BWM) dari OJK.

“Kami sudah sepakat dalam lima tahun kita akan mengurangi ketimpangan ini dan meningkatkan kesejahteraan,” tegas Emil.

Ada lagi program lainnya, yaitu program Satu Desa Satu Perusahaan, Satu Pesantren Satu Produk, dan program Desa Digital. Program-program tersebut masih jadi bagian dari 100 hari kerja Emil-Uu.

Emil pun mengatakan Pemprov Jawa Barat akan mengoptimalkan desa dengan potensi alam yang bagus untuk dikembangkan menjadi daerah wisata, mengingat saat ini sedang muncul tren selfie economy di tempat yang memiliki pemandangan alam indah.

“Harapannya kombinasi kami dalam lima tahun keberpihakan pada desa bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menurunkan gini rasio-nya,” tutur Emil.

Previous articleHangout Asyik di Sherlock Common Space
Next articleBMKG: Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi Akhir Januari 2019