BANDUNG, infobdg.com – Program-program Kota Bandung dari masa ke masa selalu memunculkan inovasi baru, salah satunya adalah dikukuhkannya kampung toleransi. Wargi Bandung sudah pernah dengar tentang kampung toleransi ini?

Salah satu kampung toleransi di Kota Bandung bertempat di RW 04 Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler. Kampung ini diinisiasi oleh Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2017 lalu, saat Ridwan Kamil masih menjadi Wali Kota Bandung.

Advertisement

Kampung Toleransi di Bojongloa Kaler sampai saat ini dinilai bermanfaat, terutama dalam upaya menjaga kerukunan bermasyarakat karena di kampung ini terdapat berbagai macam agama, suku, dan ras yang dapat berbaur rukun meskipun terdapat perbedaan dalam keyakinannya masing-masing.

Kampung ini memiliki tiga tempat ibadah yang sangat berdekatan, yakni 4 Gereja, 4 Vihara, dan 2 Masjid, di mana Vihara yang letaknya bersebalahan dengan Masjid, serta gereja yang bersebelahan dengan Vihara.

Sekretaris Kampung Toleransi Bojongloa Kaler, Jahja Kosim mengatakan, masyarakat di Kampung Toleransi Bojongloa Kaler mayoritas beragama Islam. Namun, ada juga warga yang berkeyakinan Nasrani, Budha, dan lain-lainnya, pun tetap merasakan kebersamaan.

“Seluruh keyakinan itu bisa kumpul bersama,” ujar Jahja, saat ditemui pada Rabu (6/2), di Kampung Toleransi Bojongloa Kaler.

Jahja menjelaskan, pihaknya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah menginisiasi Kampung Toleransi Bojongloa Kaler. Hal ini membuat kerukunan dapat dirasakan seluruh warga, meskipun sejak dulu telah ada perbedaan umat di tempat tersebut.

“Kalau cara hidup toleransinya sudah cukup lama, kemarin itu hanya ada program dari Wali Kota, setiap kecamatan itu ada satu kampung toleransinya. Nah jadi dibuat resmi, dibuatkan SK bahwa sekarang kalau tidak salah ada tiga di Bandung itu. Oleh karenanya saya sangat berterima kasih,” pungkasnya.

Jahja memaparkan, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan dicanangkannya kampung ini adalah berkumpulnya semua tokoh agama. Sehingga apabila ada isu beredar, langsung dapat diantisipasi agar tidak berimbas.

“Jadi kalau kebetulan misalnya ada isu, nah ini kita pada ngumpul, antisipasinya kita apa supaya daerah itu tidak terimbas. Syukurlah, dari waktu ke waktu kita bisa mengantisipasi, tidak sampai ada masalah,” terang Jahja.

Previous articleDaftar Acara di Bandung Minggu Ini
Next articleJumlah Lakalantas dan Pelanggaran di Bandung Alami Penurunan