BANDUNG, infobdg.com – Infobdg, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan 5 media dari Bandung, berangkat menuju kota Palu Sulawesi Tengah untuk melihat langsung keadaan 2 bulan pasca bencana. Selain itu juga akan menyerahkan dana sumbangan yang sudah didonasikan oleh para donatur.

Jadwal keberangkatan ke Palu ini pada Selasa dini hari (27/11/18) dan tiba di Palu pukul 6.20 WITA. Tiba disana mimin bersama tim media langsung ke Posko induk ACT yang berada di Palu, disana sedang ada kegiatan packing barang logistik untuk di distribusikan ke beberapa titik pengungsian. Tak lama dari itu mimin bersama tim media lainnya langsung pergi ke desa Duyu, dimana disana ada lokasi ICS (Integrated Community Shelter) dari ACT. Selama perjalanan menuju desa Duyu, mimin mampir ke tempat dimana pada waktu itu terjadi tsunami di Pantai Talise. Terlihat beberapa bangunan disana sudah hancur, tinggal puing-puing reruntuhan.

Advertisement

Awalnya sepanjang pantai Talise ini ada taman yang bagus, banyak kegiatan pada pagi dan sore nya, taman yang indah untuk warga Palu, tetapi sekarang hanyalah sisa-sisa bonkahan bangunan saja yang terlihat. Selain itu aroma yang muncul pun tidak begitu mengenakan.

Setibanya di ICS mimin bersama tim media lainnya, disambut dengan beberapa relawan yang ada disana. Mimin mulai melihat-lihat ICS disana, hunian sementara yang menurut mimin sudah layak ditempati ketimbang masih dibawah tenda dan beralaskan tanah. Di ICS Duyu terdapat 96 unit shelter dengan ukuran 3×4, selain shelter ada juga MCK, mushola, unit kesehatan, dapur umum, dan tempat bermain anak.

Setelah dari Duyu, lanjut ke pelabuhan untuk ke posko logistiknya ACT. Terlihat sedang ada bongkar muatan disana. Ada 25 container dari sumut dan baru 6 container yang sudah di bongkar muatan. Barang- barang logistik yang Wargi Bandung kirim juga ada di sini loh.

Setelah dari sini lanjut ke desa Wani Donggala, di desa ini juga terkena dampak tsunami dan gempa yang lumayan berat. Kalau Wargi Bandung nonton live report-nya mimin waktu itu, pasti Wargi Bandung tahu ada apa saja yang terjadi disana. Ya, ada sebuah kapal besar yang terdampar sampai ke jalan raya. Banyak terpasang tenda pengungsian di sekitarnya dan juga bangunan-bangunan yang rusak dan jalanan yang retak masih terlihat jelas disana.

Hari kedua di Palu, tim media beserta ACT kumpul di Touwa dan langsung berangkat ke mata air untuk pengambilan air bersih yang nantinya akan didistribusikan langsung ke tempat-tempat yang membutuhkan. Mimin pun ikut serta dalam mendistribusikan air di desa Sidera. Keadaan di sini masih sangat membutuhkan bantuan terlebih hunian sementara karena di sini masih beralaskan tanah dan beratap tenda. Setelah dari Sidera lanjut ke ICS yang ada di Sibalaya selatan. Terdapat 60 unit ICS untuk di Sibalaya Selatan.

Mimin bareng media lainnya juga mengadakan trauma healing ke anak-anak di pengungsian. Trauma healing yang dilakukan adalah mengajak interaksi bareng anak-anak di sana seperti bernyanyi, bercerita, dan lainnya, semuanya terlihat antusias dengan kedatangan kami bahkan mereka terhibur dengan kami.

Hari ke empat di Palu, mimin beserta media lainnya mengawali hari pergi ke daerah Mombara untuk melihat kegiatan food truck ACT. Food truck ini bisa membuat 1250 pak makanan setiap harinya. Dalam 1 paket makanannya terdapat 6/7 macam item yang terdiri dari karbohidrat, protein, sayur, dan pelengkap. Menu makanannya pun bervariasi mulai dari masakan nusantara, western, chinese halal, dan setaraf dengan menu hotel.

Setelah dari food truck lanjut ke daerah Petobo, daerah yang terkena dampak parah saat gempa. Awalnya Petobo ini desa yang ramai dan ada juga perumahan elit. Saat kemarin mimin berkunjung kesini semuanya sudah berubah hanya dataran luas, yang tersisa hanya puing-puing bangunan, bangkai mobil, dan juga daratan yang bergeser sejauh 2 km. Semuanya berantakan. Menurut warga sekitar kejadian saat itu sangatlah mengerikan, tanah terbelah lalu bergeser bahkan berputar seperti di blender.

Setelahnya mimin lanjut pergi ke Palu Berdzikir di pantai Talise, acara ini digelar setiap hari Jumat sore, semua umat muslim datang kesini untuk berdzikir bersama.

Selama empat hari di Palu, mimin melihat kalau Palu masih butuh pemulihan infrastruktur dan masih membutuhkan bantuan dari Wargi Bandung semuanya. Mimin melihat kalau bantuan yang tepat untuk keadaan Palu saat ini adalah bantuan dana untuk membeli kebutuhan dan shelter. Jika Wargi Bandung berminat untuk membantu, Wargi Bandung bisa berdonasi melalui kitabisa.com/infobdgpedulipalu.

 

Previous articleWisata Wajib di Kota Bandung
Next articleApresiasi Prestasi Persib U-19 dan U-16, Ini Yang Diberikan Kang Emil