- Advertisement -

Peternak Ayam Berduka, Mafia Permainkan Harga Ayam di Tengah Corona

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Virus Corona atau Covid-19 saat ini masih menjangkiti masyarakat di Indonesia. Hal ini berdampak pada kondisi perekonomian, salah satunya terjadi pada anjloknya harga ayam.

Dikatakan Wasekjen DPP Pinsar, dr. Abbi Angkasa Perdana Darmaputra, bahwa harga ayam dari peternak lokal semakin hancur, berkisar antara Rp 7.000,- di beberapa wilayah.

“Menular cepat seperti Covid-19, harga ayam rusak di wilayah perbatasan. Sejak 22 maret lalu, makin hancur dan hancur, hingga sampai di beberapa daerah Rp 7.000. Ini kondisi yang mengerikan,” beber Abbi kepada Infobdg, Selasa (7/4).

Hal tersebut menurut Abbi sangat berdampak pada para peternak ayam lokal, terlebih nasib mereka saat ini tengah dirusak oleh segelintir orang yang diduga bermain harga secara nasional. Harga ayam dari peternak yang kini sedang anjlok diklaim telah dimanfaatkan oleh mafia.

“Di pasar becek dan di supermarket harga masih Rp 30.000, dan tertinggi Rp 35.000. Untuk di beberapa area seperti Bandung dan sekitarnya, harga ayam malah naik ke Rp 36.000 dan telur menjadi mahal. Peternak menderita, rakyat juga jadi menderita,” bebernya.

Abbi mengaku khawatir akan kondisi peternak lokal saat ini. Ia mengatakan, apabila peternak yang merugi, seharusnya masyarakat yang menikmati harga ayam murah. Namun di kondisi sebenarnya, mafia-mafia pasar lah yang membeli ayam murah tersebut untuk dijual lagi dengan harga tinggi.

“Saya sedih melihat ini, operasi pasar hanya omong kosong, ditambah ketakutan Corona. Pasar yang buka tutup ini membuat harga dimainkan,” ungkap Abbi.

Bahkan di beberapa lokasi, ayam yang masih berumur 3-10 hari terpaksa dimusnahkan secara massal sebab peternak sudah mulai kebingungan mencari dana untuk pakan.

“Kalau harga begini, mau darimana beli pakan. Hutang makin menggunung, baik ke pabrik pakan walaupun ke PT PT agen pakan,” tukasnya.

Situasi di tengah wabah Corona saat ini pun membuat pasar lebih sepi. Hal ini membuat para peternak pasrah, meskipun sudah ada Permendag yang mengatur harga ayam.

Abbi berharap, pemerintah terkait segera melakukan langkah kongkrit dalam menyelesaikan permasalahan harga ayam nasional serta rantai distribusinya, sebab rantai distribusi dengan disparitas harga yang tinggi akan menjadi tidak sehat untuk semua pihak.