BANDUNG, infobdg.com – Baru-baru ini, Wargi Bandung sempat dihebohkan dengan survei dari ASIA Development Bank (ADB) tahun 2019, yang menyatakan bahwa Kota Bandung sebagai kota termacet ke-14, mengalahkan kota-kota besar lainnya seperti Jakarta di peringkat 17 dan Surabaya di peringkat 20.

Hal ini ditanggapi oleh Kasatlantas Polrestabes Bandung, Kompol Bayu Catur Prabowo. Tentunya, survei tersebut menjadi cambuk bagi pihaknya untuk lebih meningkatkan kelancaran lalu lintas di Kota Bandung.

Advertisement

“Ini menjadi cambuk buat kami dari Satlantas Polrestabes Bandung untuk lebih memperbaiki lagi bagaimana lalu lintas di Kota Bandung,” katanya pada Infobdg, Sabtu (12/10), di Mapolrestabes Bandung.

Bayu menuturkan, pihaknya tengah fokus pada sejumlah indikator yang menjadikan Kota Bandung macet. Namun menurutnya, dari segi infrastruktur jalan sejak dulu hingga saat ini tidak mengalami banyak perubahan sehingga kemacetan yang terjadi dinilai wajar seiring meningkatnya volume kendaraan di Kota Bandung.

“Kota Bandung dari sisi jalan tidak pernah bertambah, baik bertambah lebar maupun panjang, tetapi dilihat dari sisi jumlah kendaraan itu setiap tahun ada peningkatan, sehingga adalah suatu hal yang wajar apabila Bandung dinyatakan kota yang macet dilihat dari indikator awalnya tadi dari sisi jumlah,” bebernya.

Bayu menegaskan, peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bandung mencapai 9.000 unit per tahun. Belum lagi, Kota Bandung banyak dijadikan destinasi wisata sehingga hampir 50 ribu kendaraan masuk ke Bandung setiap weekend. Sementara saat weekday, titik-titik kemacetan yang terjadi hanya pada masa-masa tertentu saja.

“Walaupun tidak bisa menjadikan satu patokan, tapi itu bisa dilihat ruas jalan kota Bandung yang macet yang mana saja, dan itu hanya pada masa-masa tertentu saja misalnya berangkat ke kantor, berangkat ke sekolah, pulang kantor, pulang sekolah, dan itu hanya terjadi di daerah-daerah tertentu,” jelasnya.

Indikator selanjutnya yang menyebabkan macetnya lalu lintas di Kota Bandung menurut Bayu adalah masih terbatasnya sarana transportasi umum. Bayu mengatakan, belum ada satu sistem yang terintegrasi sehingga tak semua ruas jalan di Kota Bandung dilalui oleh transportasi umum, seperti angkutan kota (angkot) maupun Trans Metro Bandung (TMB).

Walaupun begitu, pihak Satlantas Polrestabes Bandung akan terus berupaya agar menciptakan Kota Bandung kembali tertib, aman dan lancar. “Kita akan terus mengupayakan adanya rekayasa di beberapa titik, agar bisa terus menyosialisasikan kepada masyarakat agar taat berlalu lintas,” pungkasnya.

Previous articleDoa Emil Untuk Wiranto: Cepat Pulih dan Bertugas Kembali
Next articleTekan Angka Pelanggaran, Operasi Zebra Segera Digelar