BANDUNG, infobdg.com – Taman Gedung Sate, Taman Pakuan, dan Taman Saparua Kota Bandung sudah resmi dibuka untuk umum.

Foto: Humas Jabar

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, telah menandatangani prasasti dibukanya Taman Gedung Sate, Taman Pakuan, dan Taman Saparua Kota Bandung sebagai ruang terbuka hijau dan tempat berkumpul masyarakat pada Selasa (31/12), di Taman Depan Gedung Sate.

Emil, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat itu mengatakan, prinsip revitalisasi taman depan dan belakang Gedung Sate, Taman Pakuan, serta Taman Saparua adalah untuk menambah kenyamanan, memperluas area terbuka atau publik, dan menyesuaikan terhadap kebutuhan serta fungsi taman tersebut.

Advertisement

“2020 itu tahun pencanangan Gedung Sate sebagai destinasi wisata. Maka 2020, Gedung Sate akan dibuka seluas-luasnya untuk masyarakat yang dimulai dengan perbaikan di taman depan dan taman belakang yang selama ini kurang memadai, biasanya orang berfoto-foto kan di aspal jalanannya,” kata Emil.

Pada kesempatan yang sama, taman Saparua, Pusdai, dan Pakuan pun sudah rampung.

“Silakan warga yang hadir bisa untuk mengapresiasi dan menikmati wajah baru dari lingkungan yang ada dalam kelola Biro Umum Setda Provinsi Jawa Barat,” tambahnya.

Emil yakin kehadiran taman-taman tersebut bisa menjadi daya tarik wisatawan, khususnya saat musim liburan. Ia pun berharap, revitalisasi yang telah dilakukan akan berdampak positif terhadap tingkat kebahagiaan masyarakat.

“Kalau sesuai ekspektasi yang penting diapresiasi masyarakat, kalau menurut saya sih sudah sangat baik karena warga dan masyarakat makin mengapresiasi sejarah Gedung Sate. Tahun depan Gedung Sate berusia 100 tahun, jadi memang pada usia 100 tahun Gedung Sate punya wajah baru dan punya interaksi baru dengan masyarakat,” ucap Emil.

Revitalisasi ini merupakan awal dari masterplan yang menjadikan Gedung Sate sebagai pusat wisata Jawa Barat. Rencananya, pada 2020 nanti Gedung Sate akan dibuka untuk umum termasuk ke ruangan-ruangan di dalam, tetap dengan aturan batasan wilayah mana yang boleh dikunjungi atau tidak, sehingga masyarakat dapat lebih dalam mengeskplorasi gedung bersejarah ini.

Foto: Humas Jabar

Menanggapi hal ini, Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Iip Hidajat mengatakan, bahwa pihaknya berkewajiban untuk meningkatkan keamanan terhadap pengunjung agar bisa memberikan rasa aman dan nyaman.

“Ketika ini dibuka sebagai akses masyarakat, yang pertama Biro Umum harus melakukan penambahan tenaga security, yang kedua penambahan CCTV, ketiga menambah pos jaga yang mobile karena (gedung) ini ‘kan terbuka,” terang Iip.

Untuk taman depan Gedung Sate, Iip mengatakan pihaknya akan membangun pagar portable yang bersifat knock down.

“Jadi misalkan diperlukan ditutup, akan ditutup. Tapi kalau tidak, tetap dibuka. Contohnya kalau ada demo ‘kan tidak bisa diprediksi dan polisi juga menginginkan ada pagar untuk demarkasi,” tambahnya.

Iip pun mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan yang belakangan ini sering digelar di area depan Gedung Sate, akan segera difokuskan pelaksanaannya di Taman Belakang yang juga telah direvitalisasi, dengan ruang publik yang lebih luas dan representatif. Taman Belakang Gedung Sate nantinya bisa mengakomodir adanya panggung terbuka untuk kegiatan-kegiatan posistif dengan latar belakang bangunan Gedung Sate.

“Dulu kalau ada event besar, kami biasa menutup Jalan Dipenogoro, malah menimbulkan kemacetan luar biasa. Kalau di belakang ‘kan ada dua jalur jadi relatif lebih kondusif kalau ditutup satu jalurnya,” tutur Iip.

Sedangkan terkait Gedung Sate sebagai bangunan cagar budaya, tim revitalisasi taman telah berkonsultasi dan bekerja sama dengan tim ahli cagar budaya Kota Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, serta Kemendikbud RI, agar mendapatkan rekomendasi sehingga fungsi dan bangunan utama tidak terganggu.

Previous articleMalam Tahun Baru, Kantor SAR Bandung Siapkan Tim Siaga Khusus di Pantai Pangandaran dan Santolo
Next articleRayakan Pergantian Tahun, Pemkot Bandung Gelar Bandung Berzikir dan Festival Kuliner