JAKARTA, infobdg.com — Dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina kembali ditegaskan melalui gelaran internasional bertajuk “Asia Pacific Dialogue for Palestine: Synergy of Research and Diplomacy”, Jumat (8/11/2025) di Gedung Nusantara IV DPR RI.
Forum ini mempertemukan para peneliti, diplomat, dan aktivis kemanusiaan dari kawasan Asia-Pasifik untuk membangun kerja sama strategis berbasis riset akademik dan diplomasi nyata di tingkat global. Kegiatan tersebut mendapatkan dukungan DPR RI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta sejumlah organisasi yang concern terhadap isu kemerdekaan Palestina.
Palestine Research Center (PRC) menjadi pihak yang mendorong kolaborasi antarpeneliti di kawasan. Dukungan juga datang dari berbagai lembaga kemasyarakatan seperti Wakaf Salman, PEMUDA ICMI, Sekolah Pemikiran Islam (SPI), MITI KM, dan PKU Gontor.
Acara dibuka dengan khidmat melalui lagu Indonesia Raya, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Heri Sanjaya, serta doa dipimpin H. Mohammad Faisal. Nuansa haru terasa memenuhi ruang sidang, menggambarkan empati publik Indonesia terhadap kondisi rakyat Palestina.
Dalam sambutan mewakili penyelenggara, perwakilan DPR RI, MUI, dan PRC menegaskan bahwa perjuangan untuk Palestina tidak hanya dilakukan melalui jalur politik, tetapi juga harus diperkuat dengan data ilmiah dan perspektif akademis lintas negara.

Usai pembukaan, agenda dilanjutkan dengan Seminar Ilmiah Palestine Research Center 2025. Tahun ini, PRC mengkurasi 80 full paper dari total 120 abstrak yang masuk. Makalah terbagi dalam lima ruang berdasarkan tujuh topik kajian besar, mulai dari pendidikan, kesehatan, politik & diplomasi, hukum kemanusiaan, budaya & sosial, hingga teknologi & ekonomi.
Penanggung jawab dari PRC, Lutfhie Maula Alfianto, menekankan pentingnya menghadirkan isu Palestina dalam forum akademik.
“Perjuangan Palestina tidak hanya soal aksi fisik atau pendanaan. Kita harus terus mendiskusikan isu ini secara ilmiah agar pemikiran mengenai Palestina berkembang dan berdampak,” ujarnya.
Sementara itu, Manager Program Wakaf Salman, Ryan Faisal, mengajak publik untuk mengambil tindakan berkelanjutan.
“Dukungan bisa dimulai dari doa, donasi, menjaga konsumsi produk bebas afiliasi, hingga konsisten menyuarakan keadilan bagi Palestina. Harapannya, semakin banyak penelitian yang lahir dan memberi solusi untuk recovery Gaza Palestina,” tuturnya.
Melalui forum ini, penyelenggara berharap terbentuk jejaring kolaboratif antara akademisi, parlemen, komunitas riset, dan masyarakat sipil demi memperkuat diplomasi kemanusiaan Asia–Pasifik dan memastikan perjuangan rakyat Palestina terus hidup dalam ruang berpikir ilmiah.***