BANDUNG, infobdg.com – Kota Bandung kembali jadi tuan rumah ajang seni fotografi internasional Bandung Photography Triennale (BPT) 2025. Edisi kedua acara tiga tahunan ini akan berlangsung 12 September–12 Oktober 2025 dengan tema besar “Synthetic Vision: The Age of Fictionalizing in Our Culture”.
BPT berawal dari Bandung Photo Showcase pada 2015, sebuah festival kecil berisi pameran, diskusi, dan lokakarya. Pada 2017, acara ini hadir di NuArt Sculpture Park dengan melibatkan seniman dari Prancis dan Indonesia. Melihat respon positif, inisiator Komvni Photography Collective bersama Institut Français Indonésie (IFI) Bandung lalu mengembangkan format triennale sejak 2019 agar lebih berkelanjutan dan terarah.
Menurut kurator sekaligus pengajar FSRD ITB, Henrycus Napitsunargo, format tiga tahunan dipilih agar acara lebih fokus dan bisa menghubungkan akademisi, seniman, kurator, serta kritikus.
“Tujuannya adalah agar program ini lebih terarah, berkelanjutan, dan fokus pada fotografi dalam seni kontemporer,” jelasnya.
Sebelum edisi perdana, Komvni dan FSRD ITB menggelar Road to BPT pada 2020–2021. Program ini melibatkan seniman dari tujuh negara melalui dua pameran besar. Puncaknya, BPT 2022 sukses besar dengan menghadirkan seniman dari 13 negara, pameran utama di lima venue, hingga seminar internasional.
Kesuksesan itu mendorong hadirnya program ekstensi pada 2023 yang berfokus pada isu lingkungan. Menurut kurator Yacobus Ari Respati, dukungan publik, media, pemerintah, dan swasta menjadi kunci keberhasilan.
“Program itu sekaligus menjadi penutup resmi untuk edisi pertama Bandung Photography Triennale,” ujarnya.
Tahun ini, BPT kembali hadir dengan tema Synthetic Vision yang merespons kondisi geopolitik global. Tema tersebut menyoroti bagaimana budaya, media, dan realitas dibentuk oleh narasi fiksi dan konstruksi visual, terutama di era kecerdasan buatan (AI).
Pameran utama BPT 2025 akan digelar di Selasar Sunaryo Art Space, dengan rangkaian acara juga tersebar di Lawangwangi Creative Space, Orbital Gallery, dan Grey Art Gallery di Braga. Selain itu, galeri alternatif seperti Wangirupa Gallery dan Tjap Sahabat Gallery ikut meramaikan lewat program satelit.
Dengan reputasi Bandung sebagai kota kreatif dunia versi UNESCO, BPT 2025 diharapkan memperkuat posisi Bandung sebagai pusat seni visual kontemporer di Asia Tenggara. Acara ini juga diharapkan menjadi ruang refleksi kritis bagi seniman fotografi lintas negara untuk menanggapi realitas kontemporer melalui karya dan kolaborasi.***