- Advertisement -

BGST Carita Wargi Bandung: Ketika Yang Melihat Bukan Hanya Aku

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Terkadang sosok yang tidak kita inginkan pun sesekali menampakkan wujudnya.

Malam itu aku baru saja tiba di kostan baruku bersama Ibuku. Aku tinggal di salah satu daerah ternama di Bandung. Seperti halnya orang lain yang baru saja pindahan, aku bersama Ibuku merapikan barang bawaan yang sedari tadi kita bawa ini. Membereskan semuanya juga merapikan kamar kostku yang tak begitu besar dengan cepat karena kami sudah mulai lelah dan ingin segera istirahat.

Ketika kami sudah beres merapikan barang-barang, terdengar juga dari arah kamar sebelah, ada yang sedang menggeser-geserkan barangnya. Pikirku “oh ada yang lagi beres-beres juga di sebelah”. Aku dan Ibuku mengacuhkan suara tersebut, memang aku belum tau dan berkenalan dengan para penghuni kamar kost yang lainnya. Akupun mulai memejamkan mata hendak tidur saat itu juga. Sayup-sayup masih terdengar dari arah sebelah yang masih saja memindah-mindahkan barang dengan cara menggusurnya, suara gesekan itupun semakin berisik mengusikku. Tapi, karena aku sudah lelah lagi-lagi aku abaikan tanpa menegur kamar sebelah.

Esok paginya aku dan Ibuku mau pergi keluar, terlihat pintu kamar kostan sebelah terkunci rapat dan sepi “Kayaknya temen sebelah kamar kamu udah pergi keluar juga deh soalnya tidak ada tanda-tanda ada orang di dalamnya” ucap Ibuku.

Setelah melakukan aktivitas diluar seharian akhirnya malam pun tiba, aku dan Ibuku kembali istirahat melepas lelah seharian. Waktu menunjukan pukul 1 malam, sayup-sayup terdengar suara benturan benda seperti ada seseorang yang sedang mengulek menggunakan cobek dan ulekan batu. Aku yang masih setengah sadar ini mulai membuka mata dan memastikan suara tersebut datang dari arah mana. Saat itu juga kubangunkan Ibuku dan beliau pun mendengar juga suara itu, “ah bukan apa-apa mungkin di belakang rumah ini sedang menyiapkan dagangannya” ucap Ibuku

Akupun kembali tertidur, ketika mataku mulai terpejam seketika ada suara dari arah dinding ruanganku, terdengar bunyi cakaran-cakaran tembok lagi-lagi aku mengacuhkannya dan kembali tidur.

Esoknya aku kembali pergi kuliah dan melewati kamar sebelah yang masih saja tertutup dan akupun belum tau siapa orang yang menempati kamar tersebut. Ibu juga pulang kembali ke daerah asalku meninggalkan aku di sini. Oh ya, ini kali pertamaku ngekost dan jauh dari orang tua untuk memulai perkuliahan.

Aku sudah mengenal beberapa penghuni lainnya di kostan ini dan kami sering kumpul bersama disalah satu kamar yang ada di sini. Sama seperti penghuni lainnya kita saling cerita, makan bersama, mengerjakan tugas bersama juga. Ketika aku mau ke kamar salah satu teman lainnya untuk mengambil barang, kamar salah satu temanku terbuka dan akupun melihat dari sela-sela pintu yang terbuka kalau ada orang yang sedang tiduran didalamnya dan orang itu tertidur menghadap tembok, awalnya aku biasa aja tapi setelah aku kembali melewatinya ternyata tidak ada sia-siapa didalam ruangan itu. Disitulah awal mula aku mencurigai sosok hitam yang selalu ada di salah satu kamar temanku.

Saat aku kembali ke kamar, ada penghuni baru yang baru pindahan, ternyata penghuni baru itu menempati kamar persis di sebelahku, dan membuatku terkejut “jadi selama ini yang tiap malam berisik dan menggeser-geserkan barang itu siapa?” ucap batinku. Ah, lagi-lagi aku cuek dan tidak bercerita pada siapapun tentang kejadian-kejadian yang aku alami disini untuk meminimalisir kegaduhan karena takut.

Suatu hari aku terbangun dari tidur pagi ku karena asam lambungku naik, aku bergegas ke kamar mandi dan ya aku muntah-muntah disana. Ketika aku sedang muntah ada suara temanku yang sangat jelas berteriak dibalik pitu “Moy (nama sapaanku) are you ok?” dan akupun menjawab “ya, i’m ok” sambil membuka pintu, dan ternyata tidak ada siapa- siapa dibalik pintu itu. Aku pun langsung bergegas kembali ke kamarku dan ternyata temanku masih tertidur pulas disana, ya dia memang sering menginap di kamarku karena kamar dia terlalu lembab dan tidak nyaman untuk ditiduri. Sontak aku terheran-heran dengan yang memanggil ku tadi, suaranya yang jelas dan khas seperti temanku.

Pernah suatu waktu aku sedang BAB dan setelahnya aku berniat untuk mandi sambil melihat ke arah peralatan mandiku dan membayangkan aku akan melakukan apa dulu sambil membayangkan mengurutkan peralatannya. Ketika aku membersihkan dan menyelesaikan BAB ku, aku menoleh ke arah tempat peralatan mandiku yang ternyata sudah berjajar sama seperti apa yang ku banyangkan tadi sama persis tata letaknya. Sontak aku terkejut sambil mengucap terimakasih dan akupun gak jadi mandi, lalu bergegas kekamar terbirit-birit.

Setelah kejadian-kejadian itu terjadi, aku masih saja tidak menceritakan kejadian yang aku alami ke siapapun. Sampai pada saat kita sedang berkumpul di salah satu kamar temanku dan bercerita bahwa mereka pun melihat sosok hitam yang selalu menatap ketembok di salah satu kamar yang ada disini, kadang ada di kamar si A, kadang di kamar si B dan kadang berada di kamarku juga. Pantas saja, setiap ada yang melihat sosok hitam tersebut suasana dikamar tersebut menjadi gelap dan terasa menyeramkan. Saat itu juga aku menceritakan kejanggalan-kejanggalan yang ada dan mereka hanya terdiam mengisyaratkan bahwa oke kita sudahi obrolan ini pada saat itu karena keadaan mulai tidak mengenakkan.

 

Story by: Moya