- Advertisement -

Sang Legenda Dengan Beribu Karya “Kang Ibing”

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com — Nama dan karyanya selalu teringat meski Kang Ibing sudah tiada.

Sumber: google

Kang Ibing merupakan salah seorang seniman asal sunda yang namanya melegenda hingga saat ini. Seniman serba bisa yang bernama asli Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata ini lahir di Sumedang pada tanggal 20 Juni 1946, dan meninggal di Bandung pada 19 Agustus 2010.

Awal mula nama Ibing tercetus adalah ketika beliau sedang memulai karirnya sebagai penyiar disalah satu acara di radio Mara 27 ‘Kios Cinta Radio Mara’, kebiasaan Kang Ibing disaat siaran yang suka joget atau ngibing, maka tercetuslah nama Ibing, yang kemudian digunakan sebagai nama samaran, karena pada saat itu semua nama penyiar harus menggunakan nama samaran.

Pembawaannya yang santai ketika siaran dengan logat sundanya yang kental menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para pendengar namun sarat dengan kritik ini sangat dikenal luas dan digemari oleh banyak pendengar pada saat itu.

Kang Ibing juga pernah menjadi asisten dosen Fakultas Sastra, Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda (Damas) dan penasehat Departemen Kesenian UNPAD. Di Damas inilah, Kang Ibing mengetahui bakatnya yang besar sebagai pelawak dan terjun langsung sebagai pelawak yang tergabung dengan grup lawak De’Kabayan yang terdiri antara lain Aom Kusman dan Suryana Fatah. Beliau pun memiliki karya lainnya seperti bernyanyi dan merilis banyak album musik pop Sunda juga pop Indonesia.

Tak cukup sampai di situ, Kang Ibing pun mulai merambah ke dunia akting. Saat pertama terjun ke dunia akting, Ia langsung dipilih sebagai pemeran utama dalam film “Si Kabayan” arahan sutradara Tutty Suprapto. Dipilihnya Kang Ibing untuk memerankan karakter Si Kabayan yang merupakan tokoh legendaris dalam cerita rakyat Pasundan yang rilis pada tahun 1975.

Tahun-tahun berikutnya Kang Ibing mulai terlibat dalam berberapa film layar lebar lainnya, seperti:
– Ateng The Godfather (1976)
– Bang Kojak (1977)
– Si Kabayan dan Gadis Kota (1989)
– Boss Carmad (1990)
– Komar Si Glen Kemon Mudik (1990)
– Warisan Terlarang (1990)
– Di Sana Senang Di Sini Senang (1990)

Menjelang hari tuanya Kang Ibing secara perlahan mulai meninggalkan dunia hiburan dan beralih ke dunia religi, memberi ceramah keagamaan, dan diundang untuk berdakwah ke berbagai daerah bahkan luar negeri. Pada masa-masa tuanya pula lah Kang Ibing pernah menggarap sebuah drama Juragan Hajat yang dimana ia menjadi Sutradaranya.

Meski kini kang Ibing telah tiada, namun karyanya akan selalu ada dan terkenang sebagai seorang yang sangat menginspirasi sepanjang masa.

 

Sumber : wikipedia | Tvonenews.com | Bosscha.id | google.com