BANDUNG, infobdg.com – Sholehboration Fest 2025 resmi digelar untuk pertama kalinya dan langsung jadi ruang kolaborasi kebaikan yang hangat untuk semua kalangan. Acara yang berlangsung di Masjid Salman ITB ini berhasil menarik 364 pengunjung terdaftar dan mendapat respons positif dari masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, keluarga, sampai komunitas. Dengan mengusung konsep festival yang inklusif, Sholehboration Fest menghadirkan kombinasi edukasi, hiburan, dan aksi sosial dalam satu acara yang terasa dekat dan relevan untuk generasi hari ini.

Tiga zona utama yang dihadirkan, yaitu Social Impact Zone, Main Stage Zone, dan Fun & Chill Zone. Tiap pengunjung bisa menikmati pengalaman berbeda sesuai kebutuhan mereka. Donor darah bekerja sama dengan PMI jadi salah satu titik paling ramai, menghasilkan 42 pendonor sukses dari 63 pendaftar. Selain itu, aksi berbagi 150 nasi box juga menambah atmosfer kepedulian di area festival. Di sisi lain, Main Stage Zone menghadirkan sesi healing berbasis PhotoTherapy, kajian pra-nikah, hingga talkshow inspiratif bareng Abdur Arsyad.
Area Fun & Chill Zone pun nggak kalah seru. Ada kids zone, tenant makanan dan produk, photobooth, sampai ruang santai untuk komunitas. Semua dirancang supaya pengunjung bisa menikmati suasana festival sambil tetap punya ruang untuk berinteraksi. Ketua panitia, Astri Ferbianti, menyebut bahwa Sholehboration Fest hadir sebagai wadah di mana kebaikan, hiburan, dan edukasi bertemu, sekaligus representasi dari Muslim Lifestyle yang inklusif dan menyenangkan. Salah satu kolaborator yang mencuri perhatian adalah Masjid Ngopi-ngopi yang membagikan 500 cup kopi gratis khusus di acara ini.
Sebagai penyelenggara, Amalsholeh.com menegaskan bahwa Sholehboration Fest adalah simbol nyata gerakan kolaborasi antar-lembaga, komunitas, dan mitra yang punya visi sama. Deputy CEO, Dea Sunarwan, menekankan bahwa kebaikan akan lebih terasa dampaknya jika dilakukan bersama, sesuai tagline mereka: #BarenganJadiRingan. Melihat tingginya antusiasme publik, festival perdana ini diproyeksikan berkembang menjadi agenda rutin yang membuka lebih banyak ruang kolaborasi sosial di masa depan.***