BANDUNG, infobdg.com – Dunia kerja di Jawa Barat kini memasuki babak baru dengan hadirnya aplikasi “Nyari Gawe”, sistem rekrutmen tenaga kerja berbasis digital dan kecerdasan buatan (AI) yang digagas Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi. Inovasi ini mendapat dukungan penuh dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat yang menilai aplikasi tersebut sebagai langkah maju menuju proses rekrutmen yang lebih transparan dan efisien.
Ketua APINDO Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, menyebut “Nyari Gawe” sebagai jawaban atas tantangan dunia usaha dan pencari kerja di era digital.
“Dalam iklim investasi, faktor penting bagi pengusaha selain upah dan infrastruktur adalah ketersediaan SDM berkualitas. Melalui aplikasi ini, pengusaha terbantu dalam mendapatkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dengan proses yang lebih transparan, cepat, dan efisien,” ujar Ning, Jumat (17/10).
Aplikasi “Nyari Gawe” memungkinkan perusahaan memasang dan mengelola lowongan kerja, melakukan wawancara daring, hingga menyeleksi kandidat dengan bantuan teknologi AI. Bagi pencari kerja, sistem ini juga mempermudah proses melamar pekerjaan tanpa perlu membawa berkas fisik karena semua dokumen dapat diunggah secara digital.
Sejak diluncurkan pada 7 Oktober 2025, antusiasme publik terlihat jelas. Dalam sepuluh hari, tercatat 105.491 pelamar kerja dan 105 perusahaan telah mendaftar di platform ini. Data tersebut, menurut Ning, menunjukkan bahwa masyarakat dan pelaku usaha sama-sama menyambut baik transformasi digital di bidang ketenagakerjaan.
Selain efisiensi, Ning menilai sistem digital seperti ini juga membantu mengurangi praktik tidak sehat dalam rekrutmen.
“Sering kali ada intervensi dari pihak tertentu dalam proses perekrutan. Dengan sistem digital, praktik seperti pungutan liar bisa dikurangi bahkan dihilangkan sehingga prosesnya menjadi lebih objektif dan transparan,” jelasnya.
Bagi para pencari kerja, “Nyari Gawe” juga hadir sebagai solusi nyata. AI di dalam sistem ini bahkan mampu memberikan evaluasi dan rekomendasi pelatihan sesuai kompetensi pelamar.
“Aplikasi ini membantu mereka mengetahui keahlian apa yang masih perlu ditingkatkan agar lebih siap kerja,” kata Ning.
Ia juga mengajak seluruh pengusaha untuk aktif memanfaatkan platform ini, sejalan dengan kewajiban perusahaan menyampaikan informasi lowongan kerja sesuai Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2023 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan.
“Jangan sampai aplikasi ini hanya ramai oleh pelamar, tapi minim partisipasi perusahaan. Kita ingin sistem ini menjadi jembatan nyata antara dunia usaha dan tenaga kerja,” ujarnya.
Selain itu, APINDO Jawa Barat juga mendorong pengusaha agar rutin memperbarui data penerimaan tenaga kerja melalui sistem tersebut. Data yang terkumpul nantinya bisa digunakan untuk memetakan kebutuhan tenaga kerja dan merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran.
“Dengan data yang akurat, pemerintah dan dunia usaha bisa bersama-sama menentukan arah pelatihan dan sertifikasi sesuai kebutuhan pasar kerja,” tambah Ning.
Ia berharap, keberadaan “Nyari Gawe” dapat membantu menekan angka pengangguran di Jawa Barat yang pada Februari 2025 mencapai 1,81 juta orang atau 24,8 persen dari total pengangguran nasional, sebagian besar berasal dari lulusan SMA dan SMK.
“‘Nyari Gawe’ bukan sekadar inovasi teknologi, tapi langkah strategis menuju transformasi digital ketenagakerjaan di Jawa Barat. APINDO akan terus berkolaborasi dengan pemerintah provinsi agar sistem ini berjalan optimal dan berkelanjutan,” tutup Ning.***