BANDUNG, infobdg.com – Kalau kamu main ke Bandung, jangan cuma wisata kuliner atau belanja aja. Coba deh sempetin mampir ke tempat yang satu ini, Saung Angklung Udjo. Tempat ini bukan sekadar panggung pertunjukan, tapi juga “rumah” bagi suara bambu yang bikin hati adem.
Saung Angklung Udjo berdiri sejak tahun 1966. Pendiri utamanya adalah Udjo Ngalagena bersama istrinya. Dulu, mereka cuma punya satu tujuan, yaitu melestarikan angklung supaya nggak hilang begitu saja. Berawal dari rumah bambu sederhana, kini tempat ini jadi salah satu ikon wisata budaya Sunda yang dikenal sampai ke mancanegara. Keren banget, kan?
Kalau kamu datang ke sini, kamu bakal disambut suasana alami yang khas dengan pepohonan bambu, udara sejuk, dan musik angklung yang bikin tenang. Pertunjukannya seru dan lengkap banget, lho! Diantaranya ada:
- Tari-tarian dan lagu tradisional Sunda
- Wayang golek (boneka kayu khas Sunda)
- Musik angklung dari anak-anak lokal
- Orkestra bambu yang berkesan
Dan bagian yang paling ditunggu-tunggunya, penonton boleh ikut main angklung bareng para pemain! Jadi kamu bukan cuma nonton, tapi juga jadi bagian dari pertunjukan.
Selain itu, kamu juga bisa lihat langsung proses pembuatan angklung. Mulai dari pemilihan bambu, cara membentuknya, sampai menyetel nadanya supaya pas. Kalau mau, kamu juga bisa ikut workshop kecil dan bikin angklung sendiri buat dibawa pulang. Setiap harinya, banyak rombongan dari sekolah, komunitas, atau wisatawan luar negeri datang ke sini buat belajar dan mengenal angklung dan budaya Sunda lebih dalam.
📍 Alamat: Jalan Padasuka No. 118, Pasirlayung, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung
🕒 Setiap hari 08.00 – 17.00, Pertunjukan Biasanya sore hari.
Nggak heran Saung Angklung Udjo jadi salah satu tempat wisata budaya favorit di Bandung. Suasananya hangat, musiknya bikin tenang, dan pertunjukannya selalu meninggalkan kesan mendalam. Banyak pengunjung bilang, pengalaman di sini bukan sekadar hiburan tapi juga cara merasakan budaya Sunda secara langsung. Saung Angklung Udjo membuktikan bahwa warisan tradisi bisa terus hidup dan dicintai banyak orang, termasuk generasi muda.***





