BANDUNG, infobdg.com – Layanan ojek online dewasa ini sudah menjadi pilihan utama bagi Wargi Bandung dalam berpergian. Ojek online diperuntukkan bagi seluruh kalangan, baik laki-laki maupun perempuan untuk memudahkan mobilitas dalam berativitas. Namun tahukah Wargi Bandung, baru-baru ini ada layanan ojek online yang hanya dikhususkan bagi kaum perempuan?

Ojek online khusus perempuan tersebut bernama Shejek. Shejek merupakan layanan ojek online berupa aplikasi dan grup komunitas yang dikhususkan bagi perempuan (akhwat), di mana driver dan pelanggannya sama-sama perempuan.

Advertisement

Shejek berawal dari kegundahan sang founder, Yofi Cahya, terhadap istrinya yang kala itu harus berpergian sendiri menggunakan ojek online. Yofi menyadari, bahwa ada dosa di mana perempuan tidak boleh berduaan dengan yang bukan mahramnya, atau yang biasa disebut dengan dosa khalwat. Lebih-lebih, berpergian sangat dibutuhkan termasuk oleh perempuan, seperti mobilitas ke pasar sampai mengantar anak ke sekolah.

Hal tersebut merupakan pemikiran Yofi yang akhirnya melahirkan sebuah gagasan untuk membangun Shejek agar dalam perjalanan para perempuan, mereka tetap bisa menjaga ketaatan. Menurut Yofi, perempuan yang memakai jasa Shejek akan merasa aman dan nyaman, karena dalam perjalanannya ditemani oleh mahram-nya, yakni sesama perempuan.

“Yang pasti sesama perempuan lebih nyaman untuk menemani dalam safar (berpergian), dan ini juga untuk memudahkan perempuan,” kata Yofi, saat ditemui tim Infobdg di kedai milknya, daerah Kopo Bihbul.

Melalui persiapan kurang lebih selama tiga bulan, Shejek mulai beroperasi di Bandung pada April 2018. Antusiasme para perempuan akan Shejek khususnya di kota Bandung ini sangat tinggi yang membuat Yofi memperluas jangkauan layanan Shejek sampai ke kawasan Bandung Raya, yakni Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Start-up Shejek berkembang pesat hingga menimbulkan banyak permintaan layanan Shejek di kota-kota lain. Sampai saat ini, layanan Shejek sudah merambah ke beberapa kota besar seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Karawang, Masakasar, dan Padang.

Berdasarkan pemaparan Yofi, fasilitas Shejek ini berbeda dari ojek online lain, di mana pelayanannya sangat bergantung dengan aplikasi. Selain via aplikasi, Shejek juga menyediakan grup Whatsapp dan Telegram bagi pelanggan untuk memesan layanan Shejek, cukup memberikan format layanan Shejek di grup atau pada admin, pesanan akan langsung di teruskan ke driver.

“Untuk sistem pesan melalui Whatsapp, pengguna bisa menuliskan alamat dan tujuan di grup, bisa japri ke admin grup, nanti sama admin dishare ke grup driver, jika ada driver yang bersedia mereka langsung menghubungi pengguna,” jelas Yofi.

Untuk pemesanan layanan via Whatsapp ini, pengguna harus menghubungi admin minimal 15 menit sebelum hendak pergi, karena admin membutuhkan waktu untuk meneruskan pesan ke driver. Sementara via aplikasi bisa dipesan langsung dengan normal.

“Nah kalau via whatsapp minimal 15 menit sebelumnya pesannya, kalau aplikasi mah normal,” tambahnya.

Karena kemudahan layanan dalam memesan layanan Shejek, banyak pengguna Shejek yang menjadi langganan dengan satu driver. Hal tersebut tidak menjadi masalah bagi Yofi, karena ia mengaggap bahwa tujuan dari Shejek untuk saling tolong-menolong sudah terpenuhi.

“Yang penting niat menolongnya sudah terpenuhi,” ujarnya.

Dari segi tarif, Shejek tidak jauh berbeda dengan ojek online lainnya. Namun, Yofi mengatakan, hingga kini para pelanggan tidak masalah apabila tarif Shejek sedikit lebih mahal dari ojek online lain, karena mereka mengaku merasa jauh lebih nyaman dengan sesama perempuan yang menemani perjalannya, dan juga dapat terhindar dari dosa khalwat.

“Untuk tarif kami tidak lebih mahal dari ojek yang lain. Kalau kita terapkan tarif di atas ojek yang lain juga para pelanggan nggak masalah, karena mereka mengutamakannya untuk menjauhi dosa khalwat,” terang Yofi.

Yofi menegaskan bahwa niatannya dalam membangun Shejek ini tak lebih hanya untuk memudahkan mobilitas para perempuan untuk saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan, yang ternyata berkembang menjadi bisnis start-up. Namun, Yofi menambahkan, bisnis ini ia utamakan untuk kemaslahatan bersama. Shejek, berdasarkan pandangan Yofi, merupakan bisnis yang memiliki muatan dakwah, dengan menyebarkan virus-virus tidak ber-khalwat dengan non mahram yang disampaikan ke perempuan-perempuan.

Dalam sistem bagi hasil, Yofi menerapkan sistem 90:10 dalam manajemen Shejek, yakni pendapatan 90% untuk driver dan 10% untuk manajemen. Seluruh layanan transaksi Shejek hanya melalui cash, Shejek belum menyediakan fasilitas saldo online.

Sebagai bisnis start-up, Shejek merupakan bisnis yang dinilai berkembang pesat. Yofi mengatakan, sudah datang beberapa investor yang menawarkan kerja sama dengan Shejek, namun belum bisa dipertimbangkan karena tidak sesuai dengan visi dan misi Shejek.

“Investor sudah ada beberapa penawaran, hanya saja belum sesuai dengan visi misi kami. Jadi kami ingin yang sesuai dengan visi misi kami, insya Allah kami bisa pertimbangkan,” kata Yofi.

Sampai saat ini, Shejek sudah memiliki 700 lebih driver yang tersebar di kota-kota penyedia layanan Shejek, dengan 29.000 lebih pengguna yang terdaftar di database. Yofi mengatakan, pihaknya masih membutuhkan banyak driver, karena permintaan layanan Shejek yang sangat tinggi belum semuanya terpenuhi.

“Untuk recruitmen kami harap sebanyak-banyaknya driver, karena sampai sekarang masih banyak permintaan, masih banyak pesanan yang belum tercover karena keterbatasan driver,” kata Yofi.

Ke depannya, Yofi berharap, Shejek bisa memiliki kantor resmi di setiap kota demi kemudahan manajemen dan para driver. Ia juga berharap suatu saat dapat menemukan investor yang sejalan dengan visi dan misi Shejek.

Previous articleOpen House Taruna Bakti 2018
Next articleWagub Uu dan Kemenag Jawa Barat Adakan Porseni Khusus Penyuluh Agama