BANDUNG, infobdg.com – Sejumlah siswa SD Negeri 139 Sukarasa, Kecamatan Sukasari, mengutarakan gagasan, doa, dan harapannya bagi Indonesia, pada Kamis (26/9). Seakan masih dalam suasana Hari Jadi Kota Bandung ke-209, para siswa kelas 4 hingga 6 ini menulis gagasannya dalam aksara Sunda.

Foto: Humas Pemkot Bandung

Seorang siswi kelas 6, Aura Khaira Surga, menuliskan optimismenya bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri. Tak lupa, ia pun memanjatkan doa agar Indonesia tetap menjadi negeri yang damai.

“Aku berharap Indonesia bisa lebih maju dari negara lainnya, lebih canggih teknologinya dan tidak bergantung dengan negara lain serta tidak ada lagi perpecahan. Indonesia jadi aman dan tentram,” tulis Aura, dalam aksara Sunda.

Advertisement

Sedangkan Ayuk Dira, siswi kelas 6 lainnya, mengungkapkan harapannya agar tidak ada lagi kekerasan dalam proses demokrasi yang sampai menelan korban.

“Saya berharap tidak ada lagi demo yang memakan korban jiwa. Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju, teknologi karya anak bangsa digunakan tanpa barang impor,” tulis Ayuk, di atas kertas lipat berwarna.

Foto: Humas Pemkot Bandung

Sebanyak 290 siswa SDN 139 Sukarasa sudah berkumpul sejak pukul 07.00 WIB. Mereka mengawalinya dengan senam gerakan literasi. Para siswa dari kelas 1 membuat berbagai macam hiasan berbentuk bidang datar dan buah-buahan, sedangkan siswa kelas 2 dan 3 membuat nama masing-masing dalam aksara Sunda.

Untuk anak kelas 4,5, dan 6 menulis gagasan, doa, dan harapan bagi Indonesia. atulisan yang dibubuhkan dalam kertas lipat itu pun disusun kembali dalam sebuah kain putih membentuk aksara Sunda yang bermakna Indonesia.

Menurut salah satu guru SDN 139 Sukarasa, Fauzan, acara ini sengaja dikemas untuk memanfaatkan jeda kegiatan belajar mengajar setelah Ujian Tengah Semester (UTS) semester ganjil. Kegiatan penulisan gagasan, doa, dan harapan bagi Indonesia ini menjadi upaya sekolah untuk menumbuhkan fondasi kehidupan berbangsa kepada para siswa, pun sekaligus melestarikan kebudayaan sunda.

“Jadi kita berusaha untuk menggugah dan menumbuhkan nasionalisme kepada anak anak sejak masih di sekolah dasar. Selain itu kita juga ingin melestarikan kebudayaan,” ungkap Fauzan.

Fauzan memaparkan, kegiatan ini membuat siswa lebih banyak beraktivitas, sehingga meminimalisir penggunaan smartphone.

“Secara pribadi saya juga menyampaikan informasi kekinian. Sehingga anak tidak hanya melihat gim dan informasi yang belum semestinya. Ini juga agar literasi anak itu juga kuat,” kata dia.

Previous articleRidwan Kamil Sinergikan Pembangunan Jawa Barat Lewat Agenda KOPDAR
Next articleAku Digital Indonesia Siap Kembangkan Sistem Aplikasi