- Advertisement -

Kemenperin Gelar Lokakarya Pemasaran Digital di Bandung Demi Pacu Transformasi Digital IKM

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Dewasa ini, transformasi digital industri menjadi isu prioritas di Indonesia. Dalam forum internasional, transformasi digital bahkan jadi salah satu bahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, dimana upaya peningkatannya perlu memperhatikan peningkatan potensi ekonomi digital.

Selain itu, Indonesia saat ini sedang mempersiapkan diri untuk menjadi anggota Organization of Economic Co-Operation and Development (OECD), dimana salah satu syarat untuk bergabung dalam OECD adalah memiliki arah pengembangan industri berupa transisi Industri Hijau dan adopsi teknologi digital untuk mendorong efisiensi energi dan sumber daya lainnya pada sektor industri melalui digitalisasi pada setiap tahapan proses bisnis.

Dalam lingkup Kementerian Perindustrian, transformasi digital industri termasuk dalam agenda Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan sejak tahun 2018. Gerakan Making Indonesia 4.0 tidak hanya meliputi Industri skala besar, namun juga Industri Kecil dan Menengah (IKM).

“Dalam Making Indonesia 4.0, IKM diarahkan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi melalui penguasaan literasi digital di sisi pemasaran dan penjualan, serta dukungan teknologi di sisi manufaktur untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Reni Yanita, pada pembukaan Workshop Peningkatan Kemampuan Pemasaran Digital bagi IKM Aneka, Kimia, Sandang, dan Kerajinan, di Bandung (8/11).

Reni menambahkan, Ditjen IKMA memiliki program e-Smart IKM yang membantu pelaku IKM untuk memperluas akses pasar melalui pemasaran digital.

“Kami bekerja sama dengan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, BliBli, BukaLapak, dan juga asosiasi e-commerce Indonesia (idEA),” lanjutnya.

Program e-Smart IKM Ditjen IKMA ini sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Gernas BBI merupakan gerakan bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal.

Pemasaran digital pun menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh pelaku usaha manapun di era modern ini.

Didorong oleh kondisi pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia dan peningkatan penetrasi teknologi digital di Indonesia, konsumen mengalami perubahan selera berbelanja, dari yang semula belanja secara konvensional dengan mengunjungi toko menjadi belanja daring (online).

Hal ini didukung oleh data pengguna internet, pengguna e-commerce, dan nilai transaksi e-commerce Indonesia. Laporan “Digital 2023: Indonesia” mencatat pada Januari 2023 terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia, dengan penetrasi internet mencapai 77%.

Kemudian Statista Market Insights juga melaporkan bahwa ada 179 juta jiwa pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2022, dan diprediksi mencapai 196 juta pada tahun 2023. Nilai transaksi e-commerce Indonesia, sebagaimana diprediksi oleh Bank Indonesia, berpotensi mencapai Rp572 triliun pada akhir tahun 2023.

“Kalau dilihat datanya, sebenarnya ‘kan ini peluang yang harus dimanfaatkan. Sekarang hanya bermodal smartphone saja, pelaku usaha bisa memperluas pasar dan meningkatkan penjualan tanpa perlu keluar biaya dan energi besar dibanding cara pemasaran konvensional,” kata Reni.

“Sudah murah, mudah, efektif juga, jadi sangat cocok untuk pelaku IKM”, tambah cia.

Lokakarya bertajuk “Workshop Peningkatan Pemasaran Digital Bagi IKM Aneka, Kimia, Sandang, dan Kerajinan di Kota Bandung” pun merupakan salah satu rangkaian program e-Smart IKM 2023 Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian.

Acara ini diselenggarakan pada tanggal 8 November 2023, di Hotel Savoy Homann Bandung, dan dihadiri oleh 200 pelaku IKM fesyen dan kriya Bandung dan sekitarnya.

Lokakarya ini merupakan inisiasi bersama dari Ditjen IKMA, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.

Dengan menghadirkan narasumber dari Founder PALA Nusantara dan Master Trainer dari Tokopedia, peserta lokakarya disuguhi materi berupa pengenalan terhadap lokapasar (marketplace), cara menggunakannya, dan juga pemanfaatan fitur-fiturnya.

Materi lain yang diberikan adalah praktik teknik fotografi produk menggunakan ponsel agar pelaku IKM dapat menghasilkan foto produk yang baik di lokapasar hanya dengan peralatan sederhana.

“Di marketplace ‘kan yang dilihat konsumen pertama kali itu foto produknya, jadi harus bagus. Produk sudah bagus tapi kalau fotonya buram, angle-nya kurang bagus juga jadi tidak menarik untuk dibeli,” ujar Reni.

Lokakarya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pelaku IKM kota Bandung dan sekitarnya untuk mulai mengadopsi atau mengoptimalkan pemasaran digital. Menurut Reni, pemasaran digital jika ditekuni pelaku IKM dan disertai dengan upaya pengembangan usaha lainnya akan memiliki dampak luar biasa.

Dalam acara pembukaan, Reni memberikan kisah sukses jenama Kampoeng Radjoet yang menaungi Sentra Rajut Binong Jati Bandung, agar peserta semakin tertarik, termotivasi, dan terinspirasi untuk menerapkan pemasaran digital.

“Sejak 2015, Kampoeng Radjoet aktif mengikuti pelatihan pemasaran digital dan menerapkannya, termasuk program e-Smart IKM 2018. Hasilnya, mereka tidak hanya berhasil bertahan melewati masa pandemi, tapi juga berkembang hingga menjadi shopping village seperti sekarang,” pungkas Reni.

“Kampoeng Radjoet juga tahun 2020 lalu dinobatkan sebagai akun baru terbaik Shopee karena berhasil mendapatkan 1.000 pesanan dalam sehari,” lanjutnya.

Reni juga berpesan kepada peserta lokakarya untuk terus aktif mencari ilmu, bermitra, berinovasi, dan melakukan upaya lainnya untuk terus meningkatkan daya saing.

“Kampoeng Radjoet bisa mencatat 1.000 pesanan dalam sehari itu tentunya bukan hasil sendiri. Mereka memberdayakan perajin Sentra dan bermitra dengan berbagai pihak, jadi di era kolaborasi ini pelaku IKM memang sudah seharusnya turut melebarkan jaringan usaha,” pungkas Reni.

“Jadi Kampoeng Radjoet bisa seperti sekarang ini juga bukan hanya dari pemasaran digital, tapi juga dari kegigihan, konsistensi, inovasi, dan upaya-upaya lainnya selama bertahun-tahun,” tutupnya.***