BANDUNG, infobdg.com — Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, sebuah rumah makan sederhana namun penuh kenangan berdiri tenang di Jalan Cimanuk No. 42. Namanya RM Wangi Seruni. Bukan restoran mewah dengan interior gemerlap atau konsep modern kekinian, melainkan tempat makan yang mengandalkan kekuatan rasa dan kenangan akan masakan rumahan.
Sejak pertama kali dibuka, rumah makan ini sudah menarik perhatian banyak warga lokal dan pelancong dari luar kota. Letaknya yang hanya sepelemparan batu dari Gedung Sate dan Pusat Dakwah Islam (PUSDAI) Jawa Barat membuatnya mudah dijangkau siapa pun yang ingin bersantap di tengah kota tanpa harus berjibaku dengan kemacetan.
RM Wangi Seruni menyajikan 18 menu utama, ditambah sederet camilan dan minuman yang membuat pengunjung betah berlama-lama. Ada satu hal yang membuat tempat ini berbeda, yakni semua makanannya diracik dari resep keluarga, warisan sang ibu dari pemilik, Runy Hut Riantoro Bangkit.
“Karena ini resep dari ibu saya, kemudian saya develop lagi untuk bisa dinikmati para pengunjung,” ujar Runy, saat ditemui di sela aktivitasnya melayani tamu.
“Yang penting mereka bisa makan dengan nyaman dan nikmat,” lanjutnya.
Dari daftar menunya, beberapa hidangan layak masuk daftar wajib coba. Ayam Goreng Seruni misalnya, disajikan dari ayam pejantan pilihan dengan proses pemotongan yang halal dan terjamin. Rasanya gurih, renyah, dan mengingatkan pada masakan nenek di rumah. Harganya? Hanya Rp32 ribu.
Lalu ada Sop Kepala Ikan Kakap Honje yang unik karena disajikan utuh, bukan dipotong dua seperti kebanyakan restoran. Aroma rempah honje yang khas dan kuah hangat membuatnya jadi salah satu favorit pengunjung. Hidangan ini dibanderol Rp55 ribu, cukup ramah untuk ukuran sajian spesial.
Menu lainnya yang juga mencuri perhatian adalah Tumis Bunga Bawang (Rp17 ribu), Perkedel isi tiga (Rp10 ribu), hingga Soto Seruni dan Tahu Lontong yang masing-masing dijual seharga Rp17 ribu. Semua makanan di RM Wangi Seruni bisa dinikmati berbagai kalangan, dari kakek-nenek hingga anak-anak.
Meski baru beroperasi kurang dari satu tahun, rumah makan ini sudah mencuri hati banyak orang. Bahkan menurut Runy, setengah dari pelanggan yang datang berasal dari Jakarta. Ini membuat pihaknya mulai mempertimbangkan untuk membuka cabang di ibu kota.
“Mungkin kalau banyak dari Jakarta, akan lebih mudah kita ekspansi ke sana, meski itu masih kami diskusikan,” katanya.
Konsep sederhana, rasa yang memikat, dan harga bersahabat. Itulah kekuatan RM Wangi Seruni. Sebuah tempat makan yang tidak menjanjikan kemewahan, tetapi menawarkan sesuatu yang lebih berarti yaitu kehangatan, kenangan, dan kelezatan yang tulus dari dapur rumah.***
