- Advertisement -

Game For Living, Tangkas Label Buruk Masyarakat Pada Gamer

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg – Stigma buruk kerap kali menghampiri gamer. Seperti disebut kurang kerjaan, bahkan tak sedikit orang tua yang melarang anaknya untuk bermain game. Persepsi tersebut terus terulang dan tertanam pada pola pikir kebanyakan orang. Berangkat dari kurang baiknya label gamer di mata masyarakat, Lenovo bekerjasama dengan Intel menggelar workshop bertajuk Gaming For Living di Hotel Aryaduta Bandung, Kamis (15/9/2016).

workshop

Dihadiri gamer pemula, workshop ini membahas mengenai fenomena serta langkah tepat guna mengubah pandangan gamer tentang dunia game. Game tidak hanya digunakan sebagai alat penghibur, bentuk pengaplikasianya sangat beragam. “game bisa digunakan untuk banyak hal, sekarang mulai digunakan dalam bidang health care, militer, hanya saja adopsinya di Indonesia belum optimal.” Ucap salah seorang pemateri dari Agata Studio, Aditia Dwi Permana.

Aditia juga mengatakan, ia pernah membuat game yang dipadukan dengan Virtual Reality, dimana si pemain dihadapkan pada situasi ruang terbakar. Si pemain dituntut untuk berpikir cerdas serta tepat mencari solusi saat berada dalam tekanan.

Sejalan dengan Aditia, Ketua Umum Indonesia e-Sport Assosiation, Eddy Lim mengatakan, “dirinya menjadikan game sebagai olahraga, hingga masuk dalam ekshibisi olimpiade. Menjadi atlet professional, meraih prestasi terbaik, dan keuntungan lainnya termasuk penghasilan.”

Perkembangan ini diikuti oleh Lenovo, dengan mengeluarkan perangkat pc serta laptop yang memiliki spesifikasi tinggi. Menghadapi laju teknologi yang semakin pesat, perlu adanya inovasi dari berbagai pihak, game dirasa dapat menjadi alat penunjang kehidupan manusia dan Lenovo hadir sebagai mitra setia. (Hadil Umam)