- Advertisement -

MASATA Dorong Desa Wisata Jadi Sentra Tumbuhnya Pendapatan Baru di Indonesia

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Mendukung pariwisata Indonesia yang berkelanjutan, Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) menyelenggarakan focus group discussion (FGD) bertema “Pengembangan Desa Wisata Menuju 205 Desa Wisata Mandiri Tahun 2024” di Prime Park Hotel Bandung, Jumat (27/11).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I MASATA yang ditujukan terhadap para pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata di kalangan pemerintah (kementrian/lembaga), serta swasta (asosiasi/organisasi/perkumpulan) agar memiliki kesamaan persepsi mengenai pariwisata.

Dikatakan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) MASATA, Panca Rudolf Sarungu, bahwa sebagai bagian integral dari pembangunan Indonesia, kepariwisataan harus mendorong pemerataan kesempatan berusaha dalam memberi manfaat untuk keadilan dan kesetaraan.

“MASATA berharap agar kepariwisataan mampu menjamin keterpaduan antarsektor, antaraktor, dan antar daerah selaku pemangku kepentingan dalam sinergitas dan kolaborasi antar pihak, yang menjaga keharmonisan hubungan pusat dengan daerah,” ujar Panca.

Kegiatan Rakernas I MASATA ini pun sekaligus sebagai ajang peluncuran aplikasi kerja sama MASATA dengan Telkom Indonesia.

Terlebih di masa pandemi Covid-19, sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi hampir luluh lantah selama 10 bulan terakhir. Sektor ini dianggap paling terdampak dan mengalami kontraksi tajam. Maka, perlu adanya kebijakan afirmasi dalam sektor pariwisata, salah satunya adalah peran pemerintah dalam memberikan program bagi para wisatawan untuk mendapat prioritas vaksinasi.

“Pemberian vaksin kepada wisatawan menjadi satu paket vaksin wisata yang menarik perhatian wisatawan,” ujar Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, yang juga turut hadir dalam Rakernas I MASATA.

Oleh karena itu, program Desa Wisata menjadi salah satu upaya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baru. Pengembangan desa wisata merupakan contoh ikhtiar pemerintah dalam menjadikan desa sebagai penyangga destinasi wisata utama maupun alternatif tujuan wisata di luar destinasi wisata super prioritas dan sepuluh prioritas destinasi wisata.

“Tentunya pertumbuhan ekonomi di desa akan terdorong, pun juga bertumbuhnya pendapatan ekonomi desa akan mendorong pertumbuhan desa wisata. Melalui desa wisata, masyarakat akan terlibat. Desa-desa juga bisa menjadi sentra baru tumbuhnya pendapatan baru,” beber Syaiful.

Hal ini pun ditanggapi baik oleh Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Manparekraf), Wishnutama Kusubandio. Menurutnya, Desa Wisata bisa menjadi bagian dari quality tourism di Indonesia. Pihaknya pun akan berkontribusi untuk mengembangkan amenitas dan atraksi wisata yang melibatkan partisipasi masyarakat melalui pengembangan Desa Wisata secara terintegrasi.

Maka, sebagai arah kebijakan Desa Wisata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Wishnutama menargetkan 205 wisata Desa Mandiri akan terealisasi pada tahun 2024.