- Advertisement -

Mulai Pekan Depan, Siswa dan PTK yang PTM Akan di Tes Antigen

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Mulai pekan depan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung akan melakukan uji swab dan rapid test antigen secara acak kepada peserta didik dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Ilustrasi

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara. Ia mengatakan, uji swab dan rapid test antigen yang dilakukan merupakan salah satu program Kemenkes.

“Di Jawa Barat ada dua daerah percontohan, Kota Bogor dan Kota Bandung. Aturannya yang harus diperiksa 10 persen dari sekolah yang sudah melaksanakan PTM,” beber Ahyani, pada Program Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (5/10).

Dari 10 persen tersebut, harus menggambarkan situasi kota atau dari perwakilan semua wilayah yang dipilih Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Tiap Sekolah diambil 30 sasaran terdiri dari siswa dan PTK.

“Kami baru mendapatkan datanya dari Disdik, karena yang memilih sekolahnya Disdik secara random. Kami akan berkoordinasin untuk jadwalnya. Semoga minggu depan bisa dimulai,” kata Ahyani.

“Tim rapid-nya dari Dinkes dan Puskesmas setempat. Kami sudah siapkan alat rapid antigen-nya, tinggal tunggu jadwal dan pemberitahuan ke sekolah dan sosialisasi ke orang tua siswa,” lanjut dia.

Menurutnya, akan ada perlakuan yang berbeda jika ditemukan hasil positif saat test acak tersebut. Jika di bawah satu persen yang positif, cukup anak yang positif yang ditangani dan dikarantina. Kemudian dilacak keluarga terdekatnya.

“Kalau 1-5 persen, maka pelacakan akan dilakukan tidak ke si anak saja, tapi rombongan belajar anak tersebut bersama dengan teman-temannya. Jadi lebih luas,” ucapnya.

Sedangkan jika di atas 5 persen, maka pelacakan akan semakin luas. Sekolah harus menghentikan terlebih dahulu dulu kegiatannya sampai selesai memetakan pelacakan sumbernya.

“Hati-hati juga penyebutan bisa saja bukan klaster sekolah, tetapi bisa saja dari rumah ke sekolah. Kalau lihat dari 1.600an sekolah yang buka, 10 persennya 160 sekolah, dan sekolah masing-masing 30 orang berarti sekitar 4.800 yang akan dites,” tandas Ahyani.***