- Advertisement -

Perjalanan Sejarah Rumah Sakit Hasan Sadikin

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin dibangun oleh pemerintah  Belanda pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs (Rumah Sakit Umum Bandung). Pada awalnya rumah sakit ini didirikan atas prakarsa dari Vereniging Bandoengsche Ziekenhuis (Asosiasi Rumah Sakit Bandung) yang sudah dibentuk sejak tahun 1914.

83498811

Pemerintah Belanda pada awalnya membangun rumah sakit ini dengan kapasitas 102 tempat tidur. Pada tanggal 30 April 1927 rumah sakit ini bertambah kapasitas tempat tidurnya menjadi 300 tempat tidur dan berganti nama menjadi Gemeente Ziekenhuis Juliana. Nama Juliana diambil dari nama putri tunggal Ratu Belanda Wilhelmina yang merayakan ulang tahun di hari yang sama. Pada saat itu hanya ada 6 dokter belanda dan dua orang dokter dari Indonesia, yaitu dr. Tjokro Hadidjojo dan dr. Djundjunan Setiakusumah.

Baca Juga : “Gedung Isola” Bangunan Heritage di Utara Bandung

Pada tahun 1942 terjadi perang pasifik dan Rumah Sakit Umum Bandung ini dijadikan rumah sakit militer oleh Belanda. Di tahun yang sama, tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, maka rumah sakit ini dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama Rigukun Byoin. Pada tahun 1945 Jepang menyerah kepada sekutu dan  penantian panjang bangsa Indonesia untuk merdeka dari para penjajah akhirnya tiba. Namun walaupun Indonesia sudah merdeka, Rumah Sakit Umum Bandung masih menjadi rumah sakit militer Belanda. Baru pada tahun 1948 rumah sakit ini menjadi milik Indonesia dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Rantja Badak sesuai dengan lokasi berdirinya rumah sakit ini.

 

 

Rumah Sakit Hasan Sadikin yang kita kenal sekarang mulai dipakai pada tahun 1967. Hasan Sadikin merupakan salah satu mantan direktur rumah sakit ini. Saat itu Dr. Hasan Sadikin yang sedang menjabat sebagai direktur rumah sakit diminta oleh menteri kesehatan untuk mengubah nama rumah sakit yang dipimpinnya. Sebelum permintaan itu dipenuhi beliau meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Untuk mengenang jasa beliau sebagai dokter, pada 8 Oktober 1967 pemerintah menetapkan namanya sebagai nama rumah sakit yang baru.

Foto : mapio.net (ikung adiwar) | web.rshs.or.id | www.skyscrapercity.com