- Advertisement -

BGST Carita Wargi Bandung: Sosok Di Jembatan Layang

Berita Lainnya

CARITA, infobdg.com – Aku memiliki sebuah kemampuan yang dibilang tidak biasa jika dibandingkan dengan orang lain, ya aku bisa melihat mereka yang tak terlihat. Kemampuanku ini tak begitu aku banggakan, walaupun sudah bertahun namun aku selalu tak terbiasa saat harus melihat bahkan berinteraksi dengan “mereka” yang tak terlihat.

Ada satu cerita dimana aku harus terlibat di situasi yang mengharuskan ku berinteraksi jauh dengan sosok yang tak terlihat. Kejadian itu bermula saat aku sedang berkendara menuju kampus dan mengharuskanku melewati salah satu jalan layang di kota. Awalnya keadaan normal, hanya saja saat di tengah jembatan layang itu aku melihat sekelibat sosok seorang wanita yang berdiri diantara jalur jalan layang.

Ah aku tak begitu mempedulikannya, hingga sampai lah di persimpangan setelah turun dari jalan layang itu, aku merasakan seperti ada seseorang yang sedang menatap tajam ke arahku, oh ternyata memang ada seorang wanita muda di balik mobil di sebelah kanan dari posisi motorku yang sedang menunggu di lampu merah. Ku amati dia yang pikirku hendak menyebrang namun ia hanya diam saja. Karena lampu sudah hijau aku pun maju melanjutkan perjalanan.

Hari berjalan lancar, aku berpamitan pada teman dan pulang menuju rumah. Langit tampaknya sudah mendung aku harus cepat-cepat agar tak kehujanan. Sudah jadi kebiasaanku memakai headset saat bersiap naik motor, sambil masih menyamankan helm yang dipakai aku merasakan sedikit beban di jok motor belakang, seperti ada yang duduk tapi tidak ada siapapun disana.

Jarak kampus ke rumahku memang lumayan jauh, jadi aku selalu mendengarkan musik selama di jalan, biar gak bosen dan gak kerasa perjalanannya. Tinggal sedikit lagi jalan menuju rumah aku baru menyadari ada rambut hitam panjang berkibar di balik bahuku yang terlihat dari kaca spion, Deg! hati mulai bergegup kencang menyadari kemungkinan aku bertemu sosok tak terlihat lagi.

Walau sudah cukup sering melihat sosok ‘mereka’, aku selalu merasa takut. Selain karena rupanya yang sering kali menyeramkan, mereka selalu mengganggu dan memaksaku untuk melakukan sesuatu. Untuk kali ini aku berdoa dan berharap sosok ini akan pergi dengan sendirinya saat aku tiba ke rumah.

Tidak, dia tidak pergi begitu aku sampai di rumah. Bapak pun ikut heran dan menanyakan dari mana sosok itu hingga ia mengikuti sampai rumah. Bapak juga bisa melihat sosok-sosok tak terlihat, bapak mencoba menyuruhnya pergi namun ia bersikeras menolak.

Tangannya menunjuk ke arahku lalu berkata kurang lebih seperti ini “Aku mau anak ini bantu aku, bawakan jari kelingking yang ada di jalan layang itu dan minta kuburkan itu saja” ucap sosok itu dengan lirih.

Aku menatap ke arah bapak dan sedikit menggelengkan kepala karena tidak mau melakukannya, kejadian ini sering sekali terjadi mereka yang menyadari aku memiliki kemampuan melihat mereka, selalu terganggu dengan permintaan-permintaan yang tak wajar.

Sambil menghela nafas bapak kembali memintanya untuk pulang jika tidak bapak akan mempulangkannya dengan paksa. Namun sosok itu sangat bersikeras ia bahkan menangis dengan kencang dan memekakkan telinga sambil meracau soal kecelakaan yang telah merenggut nyawanya dan ingin pulang kembali ke keluarganya yang entah dimana.

Hingga larut malam, wanita itu masih menangis dan menggangu kami, bapak pasrah dan berkata “Jang, udah weh bantuin aja”. Walau enggan aku nurut kata bapak, dari pada terus diganggu sosok wanita itu yang tidak mau pergi.

Aku pergi ke jalan layang itu ditemani bapak, kami berdua berangkat lewat tengah malam. Tujuannya agar jalanan sepi, karena kita harus mencari potongan jari yang entah dimana letaknya. Sampai disana, kami langsung mencari disepanjang jalan, sampai aku dikejutkan dengan keberadaan wanita itu yang muncul tiba-tiba. Penampilannya tidak seperti sebelumnya yang masih menyerupai wanita biasa, kali ini tampilannya sangat menyeramkan, sebagian besar dari mukanya hancur bahkan sebagian tengkoraknya pecah dan bolong, aku berteriak kencang dan bapak pun sontak menghentikan motornya. Ia menegurku karena berbahaya karena telah mengagetkan.

Setelah itu, sosok wanita itu berkata lirih hendak menunjukan sesuatu, tapi karena angin malam itu lumayan kencang dan aku yang tak sanggup melihat ke arahnya, aku tidak menangkap apa yang disampaikan. Tapi rupanya bapak mengetahui sesuatu dan berjalan ke arah sebrang lalu dilihatnya sesuatu di atas aspal.

Bapak melambaikan tangan agar aku menghampirinya. Rupanya ada potongan jari disana, sungguh tidak masuk akal siapapun bisa saja menyadari ada potongan jari di jalan ini, terlebih jika ada kecelakaan di daerah ini, orang-orang pasti akan memperhatikan sekeliling bukan? Ah, mungkin saja jari ini memang tak terlihat seperti sosok wanita itu, entahlah yang pasti aku sedikit mual saat mengambil potongan jari itu. Ku masukkan kedalam plastik hitam yang kubawa lalu aku dan bapak langsung kembali pulang untuk menguburkan potongan jari tersebut.S etelah itu sosok wanita itu pun tak lagi menggangu ku.