- Advertisement -

Jabar Ajak Masyarakat Jadi Orang Tua Asuh Anak Yatim-Piatu Akibat Covid-19

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Salah satu dampak dari pandemi Covid-19 adalah ribuan anak yang kehilangan orang tuanya. Bahkan di Jawa Barat, ada total 6.614 anak yang harus kehilangan orang tua.

Hal ini dikatakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil, dalam gelaran JAPRI (Jabar Punya Informasi), Selasa (28/9), di Gedung Sate, Kota Bandung.

Ia menyebut, dari jumlah 6 ribuan, baru sekitar 2.500 anak yang bisa dibantu secara langsung melalui kumpulan orang baik di wilayah Dinsos, Forum Zakat, dan DP3AKB.

Atas hal ini, Pemerintah Provinsi Jabar pun rencananya akan memulai bantuan untuk diberikan anak-anak yatim, piatu, dan yatim-piatu tersebut. Dalam program ini, ada tiga tahapan, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

“Salah satu kegiatan dalam program ini adalah mengumpulkan wali asuh bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu, terdampak Covid-19. Masyarakat bisa berkolaborasi dengan pemerintah, membantu pemenuhan kebutuhan anak-anak ini,” beber Atalia.

Menurutnya, masih banyak anak yatim yang masih harus dibantu. Karenanya, melalui program wali asuh, masyarakat Jabar bisa terlibat agar nanti tidak akan ada anak yang tidak mendapatkan hak tumbuh kembangnya secara maksimal.

Atalia berujar, anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19 memiliki beberapa masalah psikologis seperti depresi dan emosi yang tidak stabil.

“Karenanya, menjadi tugas bersama untuk mengembalikan secara psikis agar anak tersebut tidak terus merasakan kehilangan yang prosesnya butuh waktu cukup lama,” tukasnya.

“Selain itu perlu juga semua pihak membantu menyejahterakan anak-anak kita dan memberikan yang terbaik untuk mereka,” katanya lagi.

Penanganan terhadap anak yatim, piatu, dan yatim piatu menjadi perhatian PKK Jabar.

Atalia mengatakan, PKK bekerja sama dengan Disdukcapil Jabar melakukan pendataan. Selain itu, program Dasawisma dan PAAR (Pola Asuh Anak dan Remaja) juga terus dijalankan oleh setiap kader PKK yang fokus pada anak yatim, piatu, dan yatim piatu.

“Kemudian kita punya program kencleng yatim, Ojek Makanan Balita (Omaba) hingga wali bagja yang menghubungkan orang tua asuh seperti perjodohan,” ucapnya.

“Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan, kasih sayang, termasuk kehangatan keluarga di dalamnya. Oleh karena itu, kita mari bersama-sama untuk mendukung program ini agar anak-anak yatim mendapatkan haknya,” tutup dia.***