BANDUNG, infobdg.com – Wargi Bandung pasti sudah tidak asing jika mendengar nama Pasar Baru. Pasar Baru memang sudah jadi tempat belanja yang terkenal di Bandung. Bukan hanya buat orang Bandung, warga luar kota Bandung bahkan wisatawan mancanegara dari Malaysia sering berbelanja di Pasar Baru. Tapi Wargi Bandung tahu tidak sih sejarahnya Pasar Baru?
Pasar Baru merupakan pasar tertua di Kota Bandung yang masih berdiri sampai saat ini. Pasar ini merupakan pasar pengganti yang sebelumnya terletak di daerah Tjigoeriang (sekitar Jl. Kepatihan sekarang) yang terbakar akibat kerusuhan Munada pada 30 Desember 1842.
Munada, jika mendengar nama itu Wargi Bandung pasti bertanya siapa sih dia? Memang tidak banyak bahan pustaka yang membeberkan sosok Munada ini. Padahal, berdirinya Pasar Baru ini tidak lepas dari campur tangan Munada. Munada merupakan warga etnis Cina Muslim asal Kudus yang lahir antara akhir tahun 1790-an. Pada jaman penjajahan Belanda, etnis Cina dibantai secara massal yang dikenal dengan chinezenmoord (pembantaian orang Cina). Kemungkinan karena kerusuhan itu, Munada keluar Kudus untuk pindah ke Cianjur sebelum akhirnya dia pindah ke Bandung.
Kiprah Munada dalam menghidupkan perdagangan di Bandung membuat asisten residen Bandung pada saat itu tertarik. Asisten residen Nagel meminta Munada untuk memegang pengadaan alat transportasi. Ada dua versi soal terciptanya Pasar Baru. Tapi keduanya tidak terlepas dari peran Munada yang membuat huru-hara.
Versi Pertama terkait dengan posisi Munada sebagai penanggung jawab pengadaan alat transportasi. Munada dinilai berhasil dalam pengadaan alat transportasi, kepercayaan Nagel pun bertambah hingga memberi suntikan dana untuk Munada. Tapi Munada menyelewengkan uang kepercayaan dari Nagel untuk berfoya-foya, mabuk, dan main perempuan hingga akhirnya dia dipenjara. Akibat di penjara oleh Nagel, Munada mendendam dan dengan bantuan beberapa orang lainnya membakar Pasar Tjigoeriang. Saat kerusuhan terjadi Munada menyerang Nagel hingga tewas.
Versi kedua menyebutkan, Munada merasa kecewa dengan aturan-aturan yang dikeluarkan VOC yang dianggap merugikan para pedagang dan menimbulkan pergesekan antara etnis Cina dan warga pribumi. Munada lalu membuat pergerakan dengan mengumpulkan orang kepercayaannya. Puncaknya, terjadi kerusuhan yang berujung pembakaran Pasar Tjigoeriang.
Setelah kerusuhan, para pedagang bekas Pasar Tjigoeriang tersebar dan aktivitas pasar terganggu. Untuk menormalkan kembali kegiatan pasar, Pemerintah Hindia Belanda mengumpulkan para pedagang dan membangun tempat penampungan baru pada tahun 1884. Tempat penampungan itu akhirnya dikenal dengan nama Pasar Baroe.
Pada tahun 1906 bangunan semi permanen Pasar Baru didirikan dan pada tahun 1926 didirikan bangunan permanen. Pada tahun 1935, Pasar ini sempat mendapat penghargaan sebagai pasar terbersih dan paling teratur se-Hindia Belanda. Ketika direnovasi pada tahun 1970, Pasar Baru merupakan pasar kumuh yang akhirnya dirobohkan dan dibangun kembali pada tahun 2001.
Sumber : Buku 200 Ikon Bandung
Sumber Foto : sepanjangjk.files.wordpress.com | kumeokmemehdipacok.blogspot.com | mooibandoeng.com
