- Advertisement -

Pemkot Bandung Segera Audit Titik Lingkungan Rawan Banjir

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Pemkot Bandung tengah mempercepat langkah-langkah untuk mengatasi masalah banjir yang masih kerap melanda beberapa wilayah di Kota Bandung. Dalam waktu dekat, Pemkot Bandung berencana untuk melakukan audit terhadap titik-titik lingkungan yang rawan terkena banjir.

“Sudah banyak upaya yang Pemkot Bandung lakukan. Ada kolam retensi, sodetan, rumah pompa, sumur resapan dan lainnya. Namun, banjir masih kerap terjadi di beberapa wilayah,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, Rabu (21/2).

Salah satu faktor utama terjadinya banjir di Kota Bandung adalah drainase yang sempit atau dangkal, perilaku pembuangan sampah sembarangan, sedimentasi sungai, dan kurangnya pengawasan yang efektif.

Ema pun menekankan perlunya peningkatan kontrol terhadap perizinan pembangunan, karena banyak bangunan yang tidak memiliki solusi Amdal dan justru menjadi penyebab tambahan masalah banjir setelah berdiri.

Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, menyampaikan bahwa Kota Bandung memiliki 12 sub daerah aliran sungai, di mana 14 sungai relatif tidak mengalami genangan.

“Genangan terbesar di Cinambo dengan volume 24.000 meter kubik. Kalau ini diselesaikan dengan kolam retensi, kita butuh kolam dengan kedalaman 4 meter, di mana tiap kedalamannya bisa menampung 6.177 meter kubik,” papar Didi.

Pasar Induk Gedebage dan persimpangan Jalan Soekarno Hatta menjadi daerah yang sering terkena banjir, demikian juga dengan sejumlah wilayah lain seperti Cicadas, Rancabolang, Margahayu, Kawaluyaan, dan flyover Kiaracondong.

Untuk mengatasi masalah ini, rencananya tiap RT akan memiliki 10 sumur imbuhan dangkal.

“Tahun ini kita targetkan ada 24 sumur imbuhan dalam. Biasanya tiap tahun itu kita buat 10 sumur imbuhan dalam,” ungkap Didi.

Pemkot Bandung juga mengusulkan program Bebersih Bandung yang akan rutin dijalankan setiap tiga bulan untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan menjaga lingkungan.

“Dalam setahun berarti kita empat kali bersihkan trotoar dan cat median jalan. Ini pasti akan lebih terasa efeknya. Jangan setahun sekali saja saat Hari Jadi Kota Bandung,” tegas Ema.

Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi dampak buruk banjir yang sering mengganggu aktivitas masyarakat Kota Bandung, serta meningkatkan kualitas lingkungan secara keseluruhan.***