- Advertisement -

Pengurangan Sampah di Kota Bandung, Pemkot Kampanyekan Pola Hulu ke Hilir

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Untuk mengoptimalkan produksi sampah di Kota Bandung sebelum akhirnya ke pengolahan akhir, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengampanyekan penanganan sampah menggunakan pola H2H (Hulu ke Hilir).

Foto; Humas Bandung

Untuk diketahui, produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.500 ton per harinya. Saat ini pun masih mengandalkan teknologi open dumping, sehingga dengan adanya metode hulu ke hilir dapat menjadi solusi mengurai permasalahan sampah.

“Mungkin beberapa tahun ke depan TPA Sarimukti habis dan tidak mungkin diperpanjang kembali, kalau pun  ke legok nangka kelihatannya juga cukup berat,” ucap Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, saat ditemui Rabu (22/9).

Misalnya saja di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST-3R), Kelurahan Melong, Kota Cimahi. Di lokasi ini menggunakan teknologi Smokeless Incinerator produksi PT Pindad untuk mengurai sampah.

Menurut Yana, prinsipnya adalah masalah sampah harus terselesaikan di rumah masing- masing. Untuk itu, Kota Bandung memiliki 150 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan berbagai metode penanganan jenis sampah yang ada di wilayah

“Kalau organik mungkin bisa saja dengan Black Soldier Fly (BSF). Kalau sampah residu itu bisa diselesaikan dengan melalui alat Stungtax Pindad Smokeless Incinerator. Itu salah satu teknologi yang dikembangkan oleh karya anak bangsa,” ungkap dia.

Menurutnya, pengimpelentasian smokeless incinerator tersebut tidak terlepas dari Program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Memanfaatkan Sampah) yang tetap menghasilkan residu.

“Kami masih melihat metode ini. Kita lihat kapasitasnya, emisi udara nya teknologi dan lain-lain. Dari 100 persen sampah menghasilkan 60 persen organik, 30 persen anorganik dan 10 persen residu,” katanya.

“Harapannya, semakin sedikit (sampah) dihasilkan. Bahkan kita tidak membutuhkan TPA karena semua selesai sampah di Hulu nya,” tandas Yana.***