- Advertisement -

Ratusan Juta Wisatawan Menuju Jawa Barat, Transportasi Utama Menggunakan Kereta dan Bus

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Sejumlah 32,1 juta orang, direncanakan akan melakukan perjalanan ke Jawa Barat saat masa mudik dan Libur Idulfitri 1445 H/ 2024 M.

Dilansir dari laman resmi jabar.tribunnews.com, mayoritas pemudik diperkirakan akan memilih menggunakan kereta api atau bus untuk pulang kampung tahun ini. Data tersebut terungkap dari hasil survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan mengenai angkutan Lebaran 2024.

Jawa Barat menempati peringkat ketiga tertinggi sebagai tujuan perjalanan pada masa mudik Lebaran 2024, setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Total pergerakan nasional tahun ini diprediksi mencapai 193,6 juta orang, atau sekitar 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 16,59 persen direncanakan akan menuju Jawa Barat, baik untuk merayakan Idul Fitri, berkumpul dengan keluarga, atau berlibur.

Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, Robby Kurniawan, menyatakan bahwa mayoritas pemudik diperkirakan akan menggunakan kereta api antar kota sebesar 20,30 persen, diikuti oleh bus dengan 19,37 persen. Sementara itu, kendaraan pribadi akan digunakan sebanyak 18,29 persen, dan sepeda motor sekitar 16,07 persen.

Dia juga mengungkapkan bahwa puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2, yaitu pada Senin, 8 April 2024, tetapi peningkatan pergerakan sudah terjadi sejak H-4, pada Sabtu, 6 April 2024, dan H-3, pada Minggu, 7 April 2024. Sedangkan puncak arus balik diperkirakan terjadi pada H+3, atau Minggu, 14 April 2024.

“Puncak arus mudik secara nasional yang paling banyak adalah H-2. Tetapi dari H-4 sampai dengan H-3 juga sudah mulai tinggi. Diperkirakan (H-2) ada 26,6 juta orang mudik, H-4 23,2 juta yang mudik dan H-3 adalah 23,1 orang,” ucap Robby dalam paparannya.

Irjen Pol Aan Suhanan, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, menjelaskan bahwa di Jawa Barat terdapat beberapa titik yang perlu diwaspadai, termasuk perlintasan sebidang dengan rel kereta api, pasar yang ramai, serta area penyempitan jalan atau yang dikenal sebagai bottle neck.

“Di jalur arteri Pantura ini masih ada sejumlah pasar tumpah dan ada lintasan sebidang, ini masih menjadi penyebab perlambatan,” jelasnya.

Area lain yang menjadi perhatian adalah sekitar rest area di jalan tol, serta persimpangan antara Tol Cisumdawu dan Tol Cipali.