- Advertisement -

Taman Tematik dan Publik di Kota Bandung Dibuka, Maksimal Singgah 2 Jam

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Seiring membaiknya  level Covid-19 di Kota Bandung menjadi level II, Pemerintah Kota (pemkot) Bandung pun sedikit demi sedikit melakukan relaksasi di berbagai sektor.

Salah satunya melalui Peraturan Wali Kota Bandung No.103/2021, Pemkot Bandung memutuskan untuk membuka kembali taman tematik dan taman publik. Taman-taman ini sudah dapat di kunjungi oleh masyarakat.

Ilustrasi Foto by Infobdg

Dikatakan Kepala Seksi Pengembangan Pertamanan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung, Dwi Priyono, bahwa saat ini seluruh taman sudah bisa dinikmati kembali oleh masyarakat. Namun tetap ada syaratnta, yakni tetap mematuhi protokol kesehatan.

Meski sudah dibuka, namun di masa PPKM Level II ini, kapasitas pengunjung yang diperbolehkan hanya 25%. Sedangkan jam operasional yaitu pada pukul 10.00-18.00 WIB.

Setiap pengunjung juga wajib memindai barcode aplikasi Pedulilindungi untuk memastikan telah divaksin. Para pengunung wajib mencuci tangan di westafel yang telah disediakan.

Dwi mengatakan, pihaknya telah memasang aplikasi pedulilindungi di beberapa taman seperti di Alun-alun Kota Bandung. 

“Untuk alun-alun kini sudah bisa diakses lagi. Pintu masuk kini hanya satu dan pintu lainnya kami tutup,” paparnya, dalam Bandung Menjawab di Auditorium Balaikota Bandung, Kamis (28/10).

“Taman-taman lainnya kami pasang tapi tidak semua. Contohnya, Taman Maluku warga bisa masuk dari mana saja karena tidak berpagar. Tapi akan ada petugas yang mengawasi dan kami mengimbau warga untuk tetap prokes,” lanjut dia.

Dwi mengaku cukup kesulitan mengawasi agar kapasitas taman tidak melebihi 25%. Maka dari itu, ia meminta agar warga memiliki kesadaran untuk tidak berkerumun.

Ia juga mengingatkan, agar warga tidak terlalu lama saat mengunjungi taman. Sebab menurut aturan yang berlaku, setiap pengunjung hanya diperbolehkan memasuki area taman maksimal 2 jam.

“Kami mengakui sulitnya mengatur kapasitas, tapi yang terpenting kami membatasinya dengan tidak ada yang bergerombol,” tutup dia.***