- Advertisement -

Revolusi Transportasi Umum Kota Bandung

Berita Lainnya

OPINI, infobdg.com – Kota Bandung dewasa ini dikenal sebagai salah satu kota yang paling pesat berkembang positif, khususnya dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Dengan keragaman fashion, wisata, kuliner, dan anak mudanya yang dikenal kreatif dan inovatif, serta dukungan dari pemerintah Kota Bandung membuat Bandung banyak melahirkan perubahan-perubahan baru yang positif.

Dapat dilihat dari berbagai fasilitas umum yang dibangun di Bandung seperti penataan dan atau pembangunan berbagai taman kota yang ramah bagi masyarakat. Berbagai penghargaan pun telah banyak diperoleh oleh Kota Bandung dalam lima tahun ke belakang, menunjukkan bahwa Bandung berkembang secara signifikan ke arah yang lebih baik.

Kendati demikian, permasalahan di Kota Bandung sendiri juga masih banyak yang belum dapat diselesaikan. Salah satu yang terbilang permasalahan besar dan belum dapat terselesaikan adalah masalah kemacetan. Kemacetan di Bandung terasa semakin parah dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja terjadi akibat transportasi yang tidak terkendali di Bandung, baik itu kendaraan pribadi maupun transportasi umum yang jumlahnya begitu banyak. Berdasarkan data yang ada (BPS Bandung, 2014) setidaknya ada 1,25 juta kendaraan bermotor di Kota Bandung, dan 94% dari jumlah tersebut merupakan kendaraan pribadi.

Kemacetan yang terjadi di Kota Bandung tentunya disebabkan oleh berbagai faktor dengan batasan yang luas, namun secara umum penyebab utamanya adalah jumlah kendaraan yang begitu banyak. Dari sekian banyaknya kendaraan, perbandingan antara jumlah moda transportasi pribadi dan moda transportasi umum begitu jauh. Jika perbandingan kendaraan umum dan kendaraan pribadi tidak berbeda jauh, praktis akan mengurangi terjadinya kemacetan di Kota Bandung.

Namun, kira-kira apa yang menjadi permasalahan utama yang menyebabkan terjadinya kemacetan di Kota Bandung? Apa yang menyebabkan begitu besarnya perbedaan jumlah antara moda transportasi pribadi dengan moda transportasi umum? Kali ini Muhammad Arif Adiansyah akan mencoba mengulas dari kacamata yang membatasi permasalahan apa yang menyebabkan moda transportasi umum seakan menjadi kurang populer di kalangan masyarakat Kota Bandung.

Masalah Kemacetan di Kota Bandung

Kemacetan yang terjadi di Kota Bandung, sederhananya terjadi karena jumlah kendaraan yang ada terlalu banyak, sehingga ruas-ruas jalan tertentu yang ada di Kota Bandung tidak lagi mampu untuk menampung jumlah tersebut. Berikut jabaran permasalahannya:

  1. Jumlah Kendaraan Pribadi Meningkat dan Tidak Terkendali

Hal ini, salah satunya terjadi karena kemudahan yang ada bagi masyarakat ketika ingin memiliki kendaraan yang pribadi, salah satunya sistem pembelian kendaraan secara kredit. Namun tentu hal tersebut merupakan kebebasan masyarakat untuk memilih membeli kendaraan pribadi dan tidak dapat begitu saja dibatasi. Fokus masalahnya kemudian adalah bagaimana mungkin mayoritas masyarakat begitu masif memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi ketimbang kendaraan umum.

  1. Moda Transportasi Umum Belum Secara Optimal Mengakomodasi Kebutuhan Masyarakat

Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab utama rendahnya ketertarikan masyarakat terhadap transportasi umum di Kota Bandung. Fokus utama kebutuhan yang dimaksud bukanlah kebutuhan yang berkaitan dengan trayek atau rute dari moda transportasi umum itu sendiri, melainkan kebutuhan yang berkaitan dengan kenyamanan, keamanan, dan ketertarikan masyarakat terhadap transportasi umum.

Menurut opini spekulatif, permasalahan ini dapat ditarik garis lurus atau benang merah yang akan menunjukkan hubungan antara kemacetan dengan rendahnya minat masyarakat terhadap moda transportasi umum. Jika ditarik benang merahnya akan menunjukkan sebuah hubungan sebab-akibat, yang juga merupakan efek domino yang berujung pada kemacetan.

Permasalahan pada unit transportasi umum dan permasalahan pada sarana dan pra sarana pendukung transportasi umum inilah yang kemudian menimbulkan stigma negatif di masyarakat terhadap transportasi umum. Kaum wanita, pelajar, dan orang tua yang mayoritas merupakan pengguna utama transportasi umum seringkali menjadi korban dari tidak transportasi umum, khususnya di Kota Bandung.

Solusi?

Sampai di sini ada kesan negatif yang muncul di masyarakat Kota Bandung terhadap moda transportasi umum. Kesan ataupun stigma negatif tersebut menyebabkan masyarakat menjadi enggan untuk memilih moda transportasi umum sebagai prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari dan lebih memprioritaskan kendaraan pribadi sebagai pilihan utamanya. Hal inilah salah satunya yang kemudian perlahan-lahan menyebabkan jumlah kepemilikan kendaraan pribadi di Kota Bandung setiap tahunnya semakin meningkat dan memadati ruas-ruas jalan Kota Bandung sehingga terjadi kemacetan.

Dengan demikian, rasanya hal paling dasar yang perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan di Kota Bandung adalah dengan mengembalikan kepercayaan dan ketertarikan masyarakat Kota Bandung terhadap moda transportasi umum, di antaranya dengan cara:

  1. Revitalisasi kawasan-kawasan terminal dan sarana pra sarana pendukung moda transportasi umum agar menjadi lebih bersahabat bagi masyarakat Kota Bandung. Sebagai salah satu preseden misalnya Terminal Indihiang di Kota Tasikmalaya yang sudah direvitalisasi menjadi relatif lebih bersahabat bagi masyarakat.
  2. Penertiban, pendisiplinan, dan peningkatan kualitas, baik itu kualitas SDM yang mengoperasikan transportasi umum itu sendiri, juga kualitas dari tiap-tiap unit kendaraan yang aktif beroperasi di Kota Bandung. Peningkatan kualitas SDM dan unit kendaraan sebetulnya sudah dapat kita lihat perubahan positifnya pada transportasi bus DAMRI yang sudah menjadi lebih nyaman bagi penumpang, sehingga dapat kita rasakan sendiri bagaimana tingkat ketertarikan dan kepercayaan masyarakat terhadap bus DAMRI telah meningkat ketimbang bus DAMRI di awal-awal tahun 2000-an.

Ketika kepercayaan dan ketertarikan masyarakat terhadap moda transportasi umum sudah dapat dipulihkan, bukan tidak mungkin pada akhirnya jumlah kendaraan pribadi yang memadati ruas-ruas jalan Kota Bandung akan menjadi jauh berkurang jumlahnya. Setelah mayoritas masyarakat Kota Bandung memilih moda transportasi umum untuk kegiatan sehari-hari, bukan tidak mungkin selanjutnya wisatawan-wisatawan dan turis-turis yang berkunjung ke Kota Bandung, khususnya pada hari-hari libur pun ikut memilih menggunakan transportasi umum selama mereka berlibur di Kota Bandung.

Namun untuk mencapai revolusi transportasi tersebut tentunya dibutuhkan sebuah proses panjang yang sama-sama didukung oleh berbagai elemen yang ada di Kota Bandung tercinta, dan salah satu elemen yang paling kuat berperan dalam hal ini tentu saja tak lain adalah Pemerintah Kota Bandung sendiri. Sehingga pada saatnya nanti Kota Bandung akan mengalami pergantian kepemimpinan, besar harapan pemerintah Kota bandung memiliki agenda khusus dalam rangka penyelesaian permasalahan kemacetan di Kota Bandung. Semoga tulisan tentang revolusi moda transportasi umum ini dapat bermanfaat bagi Wargi Bandung dan menjadi salah satu kontribusi berupa opini yang sifatnya membangun bagi program penyelesaian permasalahan kemacetan di Kota Bandung. (Muhammad Arif Adiansyah, Arsitek)