BANDUNG, infobdg.com – Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk meningkatkan kondisi trotoar secara khusus dengan fokus pada aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
Dilansiir dari jabar.idntimes.com, tujuan ditingkatkannya kondisi trotoar ini adalah agar kedepannya lebih banyak warga lokal maupun turis yang dapat menikmati pengalaman berjalan kaki di perkotaan dengan nyaman.
Didi Ruswandi, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, menyatakan bahwa pihaknya sedang aktif mengerjakan sejumlah tugas, termasuk perbaikan layanan jalan dan upaya mengurangi genangan air.
“Sasaran strategis peningkatan pelayanan jalan, targetnya 95 persen. Mulai dari indikator kemantapan jalan dan persentase panjang jalan yang memiliki trotoar inklusif,” bebernya, Rabu (17/4/2024).
Dia menyampaikan bahwa pada tahun ini, sedang berlangsung sejumlah proyek pembangunan drainase dan trotoar. Ada sepuluh lokasi strategis di Kota Bandung yang menjadi fokus, termasuk pembangunan trotoar di Jalan Terusan Jakarta bagian utara (dari FO Pelangi sampai Jalan Subang), pembangunan trotoar di Jalan Viaduct, rehabilitasi trotoar di sekitar Lapangan Tegalega dan Lapangan Lodaya.
Selain itu, juga ada proyek rehabilitasi trotoar di Taman Lansia, rehabilitasi trotoar di Jalan Gatot Subtoto (dari Jalan Turangga hingga Pelajar Pejuang), pembangunan saluran di Jalan Purwakarta, dan rehabilitasi saluran di Jalan Sukagalih.
“Selain itu kami akan melaksanakan pekerjaan sumur imbuhan dalam, sumur resapan dangkal dan penataan sempadan sungai dan sempadan mata air,” terangnya.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menekankan bahwa setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Ini karena masyarakat berhak mendapatkan layanan terbaik dari pemerintah daerah.
“Kami tugasnya memberikan pelayanan publik. Tugas DSDABM mengurus jalan jembatan dan sebagainya. Apa yang harus kami urus, laksanakan sesuai kewenangannya,” ucap Bambang.
Bambang menyatakan bahwa Kota Bandung, sebagai salah satu kota jasa, harus dapat menyediakan pelayanan prima kepada masyarakat, termasuk infrastruktur yang memadai. “Kami itu ada pariwisata dan jasa. Bagaimana kondisi yang ada di Bandung itu nyaman untuk masyarakat. Mengurangi kemacetan, infrastruktur yang lebih baik, mulai dari taman, trotoar dan sebagainya,” jelas Bambang.
Oleh karena itu, Bambang menegaskan pentingnya para aparatur memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi, terutama ketika ada laporan dari masyarakat. “Coba bangun rasa sensitivitas nya, ini kami yakini bisa menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai pelayanan kepada masyarakat, ” tutuprnya.