- Advertisement -

Cegah Resesi, Jabar Fokus Dorong Daya Beli Masyarakat

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Perekonomian Jawa Barat terpuruk setelah mengalami kontraksi minus 5,98% pada kuartal II-2020 karena pandemi Covid-19.

Humas Jabar

 

Maka dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 menjadi penentu apakah Jabar akan terhindar dari jurang resesi atau tidak. Meski begitu, ia menegaskan, resesi atau tidak resesi, pihaknya tetap akan fokus dalam mendorong daya beli masyarakat.

“Saya pribadi memaknai resesi sebagai sebuah statistik yang harus kita waspadai. Tapi, tidak mengubah semangat kita untuk terus mencoba berupaya menaikkan produktivitas,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Pakuan, Rabu (2/9).

“Resesi tidak resesi kerja kita tidak berubah. Kita akan terus mencari upaya-upaya meningkatkan produktivitas. Salah satunya mendorong daya beli masyarakat. Maka, bantuan tunai bagi pekerja dan bantuan bagi UMKM akan kita dorong,” lanjut dia.

Emil mengatakan, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo telah memberi arahan kepada para kepala daerah untuk meningkatkan kualitas pemulihan ekonomi secara komprehensif. Emil berharap, Jabar bisa terhindar dari resesi.

“Harapannya mudah-mudahan tinggal satu bulan untuk kuartal ketiga ini tidak ada resesi. Tapi kalaupun ada, kita hadapi sama-sama dan hasil prediksi semoga benar, di akhir tahun kita bisa positif,” ungkap Emil.

Menurutnya, proyek pemerintahan yang berjalan di akhir tahun dan belanja pemerintah dapat mendongkrak ekonomi Jabar. Selain itu, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang ditargetkan bakal beroperasi pada November 2020.

“Kemudian di Jawa Barat juga investasi terus mengalir, salah satunya Oktober ada groundbreaking Rebana. Kota Baru pada Oktober akan dimulai, satu dari sekian Kota Baru di Rebana. Kemudian pada November ada peresmian Pelabuhan Patimban,” bebernya.

“Belanja pemerintah dan pembayaran proyek rata-rata terjadi di akhir tahun. Itulah kenapa pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun diprediksi akan melompat,” tambah dia.

Selain itu, Emil pun meminta industri di Jabar untuk meningkatkan kedisiplinan pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan, baik di tempat kerja maupun setelah pulang ke rumah. Sebab, ia menduga awal kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di kawasan industri terjadi karena mobilitas atau aktivitas pekerja sepulang bekerja.

Apabila protokol kesehatan diterapkan dengan ketat, kata Emil, pengendalian Covid-19 dapat berjalan beriringan dengan kegiatan ekonomi.

“Jadi, saya titip tolong diingatkan para pekerja di industri, pabrik, di tempat masing-masing agar protokol kesehatan tidak hanya diterapkan di tempat kerja, tapi juga diterapkan di tempat bermukim atau tempat tinggal,” tandasnya.