- Advertisement -

Fakultas Farmasi Unjani Gelar Webinar, Kupas Tantangan Industri Farmasi di Tengah Pandemi Covid-19

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Pandemi Covid-19 saat ini tak hanya menjadi tantangan bagi para profesi dokter, namun juga apoteker atau ahli farmasi.

Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D, saat membuka kegiatan Webinar yang digelar Fakultas Farmasi Universitas Achmad Yani, Sabtu (4/7).

Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D,
Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D,

Webinar terselenggara berkat bekerjasama dengan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Barat, dengan judul “Tantangan Industri Farmasi Pada Era Pandemik Covid-19”. Kegiatan ini menghadirkan para narasumber kompeten di bidang farmasi, yang menjadi bukti bahwa Universitas Achmad Yani ikut berkontribusi dalam penanganan Covid-19, terutama di Jawa Barat.

Dari pelaksanaan Webinar dalam rangka Dies Natalis ke-30 Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung ini diharapkan muncul pemikiran, ide-ide, dan masukan yang berguna dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19.

“Fakultas Farmasi ini tergolong baru dari 8 Fakultas yang ada di Universitas Achmad Yani. Saya menyambut bahagia kegiatan webinar ini, semoga para peserta mendapatkan berbagai ilmu yang disampaikan para narasumber,” tuntasnya.

Adapun narasumber yang dihadirkan dalam Webinar ini adalah Dr. Fikri Alatas, M.Si.,Apt (Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Unjani); Apt. Ariyono W. Ardi Drs., M.M (Ketua Himpunan Seminar Farmasi Industri Ikatan Apoteker Indonesia); Apt. Anton Hidayat, S.Si., M.M (Praktisi Farmasi Industri/Alumni Farmasi Unjani); dan Apt. Ario Genipa Suhendi, S.Si, M.M. Sementara moderator Apt. Faizal Hermanto, M.Si (Wakil Dekan III Fakultas Farmasi Unjani).

“Pandemi Covid-19 membuat dunia farmasi menghadapi tantangan besar. Tetapi dalam tantangan itu tentunya selalu ada opportunity (kesempatan) yang besar,” tutur Prof. Hikmahanto Juwana.

Kesempatan tersebut kaitannya dengan kemanusiaan, yang sebenarnya lebih krusial dibanding aspek komersial. Kesempatan ini pun salah satunya untuk menyelamatkan dunia di tengah krisis akibat pandemi Covid-19 ini.

Meski kini sejumlah negara mulai bisa mengendalikan Covid-19, namun tugas berat masih dikerjakan dunia farmasi. Sebab, saat ini vaksin ataupun obat untuk Covid-19 yang betul-betul efektif dan secara sah diakui WHO belum ditemukan.

“Tidak hanya Indonesia, hampir seluruh negara di dunia ini terdampak. Tentunya sampai sekarang masyarakat masih waswas. Tapi masyarakat juga ingin tetap berinteraksi di luar, melakukan aktivitas layaknya sebelum masa pandemi Covid-19,” ungkap Prof. Hikmahanto Juwana.

Karenanya, ia mengatakan pemerintah kemudian mulai menerapkan Normal Baru atau tatanan baru, dimana masyarakat diminta untuk menerapkan physical distancing, lebih bersih diri seperti rutin mencuci tangan dan menggunakan masker, juga meningkatkan imunitas.

Namun berdasarkan banyak penelitian, untuk saat ini Covid-19 dinyatakan bisa dilawan dan tak mudah menyerang kepada mereka yang memiliki imunitas atau pertahanan tubuh yang baik.

“Dalam rangka meningkatkan imunitas, industri farmasi mempunyai harapan yang sebelumnya tak terpikirkan. Dunia farmasi sangat dibutuhkan masyarakat. Sekarang ini sejumlah negara terus berupaya mencari vaksin yang efektif untuk Covid-19, termasuk Indonesia,” paparnya.

Saat ini, perusahaan-perusahaan farmasi sedang berlomba menemukan vaksin, dengan harapan vaksin ini bisa membuat masa New Normal kembali ke situasi normal, seperti sebelum pandemi.