- Advertisement -

Harga Bahan Pokok di Bandung Naik Drastis Mendekati Bulan Ramadhan

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Mendekati bulan Ramadhan, harga beberapa bahan makanan di Kota Bandung, Jawa Barat, naik tajam. Untuk membantu warga menghadapi kenaikan ini, pasar murah akan diadakan di akhir Februari ini.

Dilansir dari halaman resmi Kompas, adanya pasar murah ini diharapkan dapat membantu warga membeli barang kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau. Peningkatan harga bahan makanan tersebut terungkap melalui pemeriksaan mendadak oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di beberapa pasar di Bandung pada Minggu (11/2/2024). Dalam pernyataan tertulis, Ketua KPPU M Fanshurullah Asa mengungkapkan bahwa tujuh jenis barang mengalami kenaikan harga menjelang Ramadhan.

Cabai merah keriting menjadi barang yang paling naik harganya. Di Pasar Cihapit, Bandung, harganya mencapai Rp 150.000 per kilogram, melebihi harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 55.000 per kilogram dengan selisih Rp 95.000.

Selain itu, harga cabai rawit merah juga naik, hingga dua kali lipat lipat dari HET sebesar Rp 57.000 per kilogram. Menurut temuan KPPU, harga rata-rata cabai rawit merah mencapai Rp 130.000 per kilogram.

”Sejak akhir tahun lalu terdapat beberapa komoditas pangan yang terus mengalami kenaikan harga dan berada di atas HET di Jawa Barat. Sidak ini dilakukan untuk menekan para pelaku usaha agar berhati-hati dalam menentukan harga komoditas pangan kepada masyarakat,” ungkap Fanshurullah.

Yadi, seorang pedagang di Pasar Cihapit, merasa prihatin dengan lonjakan harga cabai dalam satu minggu terakhir. Menurutnya, harga cabai merah mungkin akan terus naik hingga bulan Ramadhan karena hal serupa sudah terjadi sebelumnya.

Selain cabai merah keriting dan cabai rawit, harga beberapa bahan makanan lainnya juga naik, seperti gula dan telur ayam ras. Yadi menunjukkan contoh dengan harga telur yang kini mencapai Rp 28.000 per kilogram, naik sekitar Rp 1.000 dari minggu sebelumnya.

Dampak dari kenaikan harga ini membuat Yadi harus membatasi jumlah barang dagangannya. Jika biasanya ia menjual cabai merah keriting hingga 5 kilogram sehari, kini ia hanya menyediakan 3 kilogram dalam sehari.

”Kenaikan harga seperti ini memang sering terjadi jelang bulan puasa (Ramadhan). Tetapi, kali ini kenaikannya cukup parah. Pembeli juga tidak sebanyak biasanya,” ucap Yadi.

Untuk mengatasi lonjakan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadhan, Pemerintah Kota Bandung mengadakan pasar murah. Meiwan Kartiwa, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, menyatakan bahwa kenaikan harga beberapa komoditas telah menjadi perhatian pemerintah.

Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menjadi perhatian utama pemerintah adalah beras. Menurut Meiwan, harga beras premium di pasar tradisional mencapai Rp 15.000 per kilogram, melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sebesar Rp 13.900 per kilogram. Namun, harga beras premium di pasar ritel masih berada dalam kisaran HET atau paling tinggi Rp 69.500 untuk 5 kilogram.

”Kalau di pasar tradisional, memang harganya lebih tinggi. Beras memang ada kenaikan sekitar dua minggu terakhir. Mudah-mudahan seiring datangnya beras dari luar hingga bantuan sosial yang ada, harga beras tidak semakin tinggi,” jawabnya.

Meiwan juga menyatakan bahwa Pemerintah Kota Bandung akan menyelenggarakan operasi pasar beras serta pasar murah sebelum bulan Ramadhan tiba. Langkah ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok saat menghadapi bulan suci tersebut.

”Nanti akan ada dua kali pasar murah yang diadakan di 30 kecamatan. Pada 19-23 Februari akan ada di 15 kecamatan, lalu sisanya bakal diadakan pada 26 Februari hingga 1 Maret 2024,” tutupnya.***