- Advertisement -

Jatuh-Bangun Brand Lokal “Born & Blessed, Hampir Tutup Hingga Produksi Ribuan Masker Setiap Hari

Berita Lainnya

FASHION, infobdg.com – “Kita Tak Akan Tahu Kalau Kita Tak Pernah Coba.” Setidaknya quotes tersebut tak hanya berarti sebagai sebuah kalimat motivasi belaka, melainkan prinsip yang dipegang teguh oleh pengusaha lokal asal Bandung, Christian Eka. Melalui merek Born & Blessed, Christian mengalami naik-turun di dunia bisnis clothing.

Contoh produk-produk dari brand lokal Born & Blessed

Sudah berdiri sejak 1999, Born & Blessed sempat mengalami beberapa kali pergantian nama. Mulai dari Barbel, BRBL, hingga akhirnya pada 2015 dirinya memutuskan untuk reborn menggunakan nama Born & Blessed.

“Sebenarnya Born & Blessed juga masih dari nama sebelumnya, BRBL. Kata Born diambil dari BR, dan BL nya adalah Blessed,” ungkapnya, saat ditemui Infobdg di daerah Dago, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Diakui Christian, Born & Blessed sebagai salah satu brand lokal telah mengalami pasang surut penjualan, bahkan hingga ancaman krisis kebangkrutan. Ia terjun langsung mengurus bisnisnya itu.

Perlahan tapi pasti, setelah reborn pada 2015 lalu, akhirnya bisnisnya bisa bangkit dan mengalami kejayaan hingga berdirilah 30 distro Born & Blessed yang tersebar di seluruh Indonesia.

Seperti yang diketahui, Born & Blessed terkenal dengan serangkaian fashion pria, dimana salah satu andalannya adalah produk celana seperti long pants, cargo, chinos, short pants dan skinny. Selain itu, ada pula produk T-shirt, shirt, hingga kemeja formal yang sering jadi incaran para kaum adam.

Dikatakan Christian, selama ini dirinya memang fokus menggarap bisnisnya secara offline. Namun pada 2019 lalu, ia mulai meningkatkan penjualannya secara online melalui e-commerce, meski belum digarap secara serius.

Dihantam Pandemi

Setelah mengalami perombakan besar di tahun 2019, seperti perubahan sistem penjualan, cara kerja, dan tim, Born & Blessed kembali menemui masa suramnya setelah bertemu pandemi Covid-19 pada awal 2020.

Diakui Christian, hal ini menjadi kepanikan terbesarnya. Penurunan omset penjualan offline langsung dirasakan sejak sebagian besar dari 30 distro Born & Blessed terpaksa tutup. Terlebih, ia harus merumahkan 40 dari total 45 karyawannya akibat pandemi ini.

Mau tidak mau, ia dan timnya tak bisa terus memaksakan penjualan produk secara offline.

“Kita pecah tim buat ke offline dan online. Ini bener-bener perjuangan buat kita, karena awalnya kita sudah terlalu nyaman dengan cara offline,” pungkasnya.

Mulailah penjualan online diperkuat. Hal ini membuat Christian serasa kembali memulai bisnis dari awal. Untuk menguatkan strategi bisnis onlinenya, ia mulai mengikuti berbagai macam seminar online dan trial.

“Toko yang sistemnya nunggu bola, sekarang dibalik. Kita harus online, kita cari market kita sendiri kaya mulai baru lagi,” bebernya.

 

Berbagai desain masker Born & Blessed

Bangkit Dari Keterpurukan Lewat Penjualan Masker

Setelah mengikuti berbagai kelas bisnis online, ia pun akhirnya memutuskan untuk mulai memproduksi masker, mengingat masker saat ini sudah jadi kebutuhan setiap orang.

Awalnya, ia sempat menolak produksi masker sebab keuntungannya tipis. Christian pun mengalami trial & error. Masker produksi pertamanya yang berbahan kaus denim kurang diminati pasar, hanya sedikit yang terjual. Sampai suatu hari, ia berkolaborasi dengan salah satu pengusaha kaus kaki untuk memproduksi masker yang akan dibagikan gratis.

Tak disangka, masker hasil kolaborasi tersebut mendapat respon positif dari pasar. Permintaan akan masker tersebut meningkat dan banyak diminati. Hingga akhirnya, Born & Blessed memutuskan untuk ikut memasarkan produk masker.

Kini, masker Born & Blessed tengah jadi incaran. Karena selain bahannya yang nyaman digunakan, desainnya juga sangat fashionable.

“Kita gunakan bahan scuba, biar aman kita kasih 3 lapis kain, modelnya ada yang headloop dan earloop. Desainnya beragam, ada yang abstrak, dan berbagai warna yang cocok dipakai anak muda,” jelas Christian.

Saat ini, produksi masker Born & Blessed mencapai ribuan pieces per harinya.

Hikmah Pandemi, Born & Blessed Kembali Bangkit

Setelah berjuang bangkit, Born & Blessed akhirnya bisa meningkatkan penjualan online-nya hingga mencapai 50:50, setara dengan penjualan offline. Hal ini tentu bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk sebuah brand lokal yang mencoba bertahan di tengah keterpurukan akibat pandemi.

“Kita ingin kasih liat sama user-user kita bahwa brand-brand lokal, saat ini mereka lagi strugling setengah mati. Semua brand lokal lagi nangis-nangisnya. Kita ingin bikin customer kita sadar akan produk karya negara sendiri, produk Indonesia ya sudah sepatutnya dibeli, ini juga untuk mendukung kita sebagai pengusaha brand lokal, kita hanya minta supportnya,” tutur Christian.

Saat ini pun, penjualan offline dan online Born & Blessed sudah beroperasi secara normal. Begitu pun karyawan yang dirumahkan sudah bekerja kembali.

Kedepannya, Born & Blessed berencana memperluas bisnisnya dengan menghadirkan Born & Blessed for ladies pada 2021 mendatang.