- Advertisement -

Kasus DBD yang Masih Tinggi Menjadi Perhatian di Kota Bandung

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Tingkat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandung menunjukkan angka yang masih tinggi, dengan 2.882 kasus tercatat hingga saat ini, dan 11 orang di antaranya telah meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, mengungkapkan bahwa mayoritas korban meninggal akibat DBD adalah anak-anak. Meskipun terjadi penurunan dalam grafik kasus DBD setiap minggunya, Anhar menyatakan bahwa penurunan tersebut belum tentu stabil.

Menurut Anhar, Kota Bandung merupakan kota endemis DBD, dengan data kasus pada tahun 2021 mencapai 3.743, tahun 2022 sebanyak 4.308 kasus, dan tahun 2023 sebanyak 1.856 kasus.

Strategi utama untuk mengatasi masalah DBD adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yang perlu terus ditingkatkan di Kota Bandung.

Pihak Dinas Kesehatan Kota Bandung akan melibatkan sekolah dan melibatkan siswa dalam kegiatan PSN. Mereka juga akan berkoordinasi dengan perkantoran di Kota Bandung untuk upaya serupa.

Selain itu, Pemkot akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk masuk ke pesantren dan madrasah guna melibatkan santri dan pengelola dalam pemberantasan sarang nyamuk.

Namun, tingginya kasus DBD di Kota Bandung mendapat keprihatinan dari DPP LSM Brantas Jabar. Wanwan Mulyawan, Ketua Umum DPP LSM Brantas, menyayangkan kurangnya sosialisasi pencegahan penyebaran nyamuk demam berdarah oleh Pemkot Bandung, terutama oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Menurutnya, Dinkes Kota Bandung telah gagal dalam mengantisipasi penyebaran nyamuk demam berdarah, meskipun anggaran APBD 2024 untuk Dinkes terus meningkat.

Wanwan Mulyawan mendorong Dinkes untuk lebih gencar dalam mensosialisasikan gerakan PSN dan gerakan 3M plus (menguras, menutup, mengubur, dan memisahkan) sebagai langkah pencegahan yang efektif terhadap DBD.