BANDUNG, infobdg.com – Komoditas gula putih di Kota Bandung saat ini dalam kondisi langka. Masyarakat mulai sulit mendapatkan komoditas ini sebab ada beberapa kendala dalam proses impor, maupun panen gula dalam negeri.

Sumber: Istimewa/katadata.co.id

“Langkanya gula sekarang ini, pertama karena gula itu dipasok impor dan dalam negeri. Di dalam negeri sendiri baru panen pada akhir Mei. Sedangkan impor 2020 belum keluar, jadi yang sekarang masih stok tahun 2019,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, Jumat (6/3), di Balai Kota Bandung.

Kendala tersebut membuat harga gula putih di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, Elly memprediksi harga gula akan kembali normal. Hal itu menyusul bakal masuknya gula impor dari India pada pertengahan Maret ini.

Advertisement

“Pemerintah pusat memprediksi gula akan datang pada pertengahan Maret,” lanjutnya.

Elly mengakui, gula putih saat ini sangat sulit ditemui, terutama di pasar-pasar tradisional. Bahkan, saat ini harga gula mencapai Rp 17.000/kg. Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500/kg.

“Acuan harga untuk gula putih ini sesuai Peraturan Menteri Perdagangan nomor 7 tahun 2020, Rp 12.500. Di pasar tradisional ada yang sampai menjual lebih dari Rp 15.000. Kalau di pasar modern masih tetap seperti Yogya dan Borma,” beber Elly.

Ia mengungkapkan, dari 5 distributor gula putih yang memasok ke Kota Bandung saat ini, dua di antaranya masih memiliki stok lebih dari 10 ton. Sedangkan, tiga distributor lainnya sudah tidak memiliki stok gula putih.

Meski begitu, Elly mengimbau masyarakat untuk tak khawatir, sebab Kementrian Perdagagangan telah membukan kran impor gula sebanyak 438 ton yang cukup untuk keperluan munggahan dan lebaran.

“Antisipasi permintaan yang akan terjadi, sudah keluar izin impor gula dari India yang akan mencukupi sampai Mei nanti,” terang dia.

Elly pun menjelaskan, kebutuhan gula putih di Kota Bandung per bulannya mencapai 7200 ton, karena Kota Bandung sebagai tempatnya wisata kuliner dan industri kue, baik kering mau pun basah, yang menjadi primadona oleh-oleh dari Kota Bandung.

Elly berujar, pihaknya telah memastikan stok dan berkoordinasi dengan Management Yogya terkait kondisi stok gula yang dipastikan aman. Tetapi, jika terjadi “panic buying”, akan ada pembatasan pembelian.

“Rencananya kalau memang terjadi pembelian yang berlebihan opsi terakhirnya dibatasi pembeliannya. Jadi akan koordinasi dengan Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), dan seluruh toko modern tapi itu upaya terakhirnya,” pungkasnya.

Sementara itu, terkait bawang putih yang sempat mencapai harga di atas Rp 60.000 jauh diatas HET Rp 32.000, Elly mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk mendatangkan stok bawang putih dari Cina.

“Stok bawang putih sekarang itu 2019, yang 2020 belum, baru akan impor. Sedang dalam pengurusan izin. Sekarang ini harganya sekitar Rp 40.000 sudah hampir mendekati HET,” kata Elly.

Untuk diketahui, saat ini Kementrian Pertanian sedang memproses Rekomendasi Izin Produk Holtikultura (RIPH) ke Kementrian Perdagangan terkait impor bawang putih dari Cina sebanyak 103 ribu ton yang diharapkan bisa secepatnya diproses.

“Pemerintah pusat sangat hati-hati menentukan kebijakan impor, terutama dari Cina, yang dilarang itu hewan hidup yang akan menyebarkan virus corona. Sedangkan produm holtikultura selain bawang kan ada buah-buahan itu masih diperbolehkan,” tutupnya.

Previous articleSetelah Bangkit, Kuburan Kembali Rilis Single Berjudul Senyummu Semangatku
Next articleOded Resmikan Pembangunan Gapura Kampung Tertib Lalu Lintas