- Advertisement -

Konfliktion dan Haunted Era: Dua Perjalanan Berbeda Menuju Eksplorasi Musikal

Berita Lainnya

MUSIK BANDUNG, infobdg.com – Industri musik tanah air terus menemukan bakat-bakat baru yang menghadirkan warna dan nuansa yang beragam.

Dua rilis terbaru dari Konfliktion dengan album “Tatanan Hitam” dan Haunted Era dengan album “Endless Panorama” memberikan gambaran yang menarik tentang dua perjalanan berbeda menuju eksplorasi musikal yang mendalam.

Pertama, mari kita telusuri album “Tatanan Hitam” dari Konfliktion. Dengan sepuluh lagu yang saling berkaitan baik secara lirik maupun musiknya, album ini mengeksplorasi isu-isu sosial yang kompleks dengan suara yang lebih kuat dan eksperimental.

Konfliktion menolak untuk diam terhadap realitas politik dan sosial yang menghantui, dan album ini menjadi wadah untuk menggugah kesadaran akan kondisi “Tatanan Hitam” yang mereka gambarkan.

Melalui teknik vokal yang beragam dan komposisi musik yang intens, Konfliktion berhasil menciptakan dinamika yang kuat dalam album ini, memberikan pesan-pesan yang tajam dan lugas.

Sementara itu, album debut “Endless Panorama” dari Haunted Era menawarkan perpaduan yang unik antara elemen-elemen mitologi, fantasi, dan introspeksi emosional.

Dengan lirik-lirik yang mendalam yang digarap oleh Widi, album ini mengajak pendengar untuk menyelami berbagai kisah yang menggelora dalam pikiran setiap individu. Eksplorasi musik yang dilakukan oleh Haunted Era, dengan teknik vokal yang beragam dan komposisi musik yang progresif, menciptakan panorama yang luas dan memikat dalam album ini.

Kolaborasi antara personil dengan latar belakang musik yang berbeda memberikan warna yang khas dalam setiap lagu yang mereka sajikan.

Dua album ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, Konfliktion dan Haunted Era sama-sama berhasil menciptakan karya-karya yang memukau dan mendalam. Mereka tidak hanya sekadar menghibur pendengar dengan musik mereka, tetapi juga mengajak mereka untuk merenungkan isu-isu yang relevan dalam masyarakat dan dalam diri mereka sendiri.

Dengan begitu, kedua album ini menjadi bukti bahwa musik bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga medium untuk menyampaikan pesan dan menginspirasi perubahan.***