- Advertisement -

Mengenal Alat Musik Calung

Berita Lainnya

MUSIK, infobdg.com – Musik adalah salah satu hal yang pastinya banyak digemari oleh semua orang, tak terkecuali untuk musik daerah. Berbagai macam musik daerah terdapat disetiap penjuru nusantara. Salah satu jenis alat musik yang terdapat di daerah Jawa Barat adalah Calung yang kini mulai tergeser oleh musik modern. Kali ini tim Infobdg akan sedikit membahas tentang alat musik Calung yang dulu dipopulerkan oleh musisi Sunda Darso.

Calung adalah alat musik purwarupa yang berjenis idofon dan terbuat dari bambu. Alat musik musik ini berasal dari Jawa Barat dan bisa disebut sebagai alat musik tradisional Sunda yang juga dikenal dengan alat musik Angklung. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan memukul bilah atau ruas yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) dengan pentatonik da-mi-na-ti-la-da. 

Alat musik ini terbuat dari bambu atau orang Sunda menyebutnya dengan Awi. Selain alat musik Calung juga melekat sebagai seni pertunjukan, ada dua bentuk Calung yang dikenal yaitu Calung rantay dan Calung jinjing.

Untuk Calung rantay sendiri bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru dari yang terbesar sampai terkecil, jumlah wilahnya terdiri dari 7 wilah (7 ruas bambu) atau bisa lebih. Komposisi dari alatnya ada yang berada dalam satu deretan dan ada juga dengan menggunakan 2 deretean yang disebut Calung indung dan Calung anak/Calung rincik.

Selanjutnya ada Calung jinjing yang berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu, Calung jinjing ini terdiri atas empat atau lima buah.

Saat ini jenis Calung yang dikenal umum adalah Calung jinjing yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Sunda. Bentuk kesenian ini dirintis popularitasnya ketika para mahasiswa Universitas Padjajaran (UNPAD) yang tergabung dalam Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (lembaga kesenian UNPAD) mengembangkan bentuk Calung ini melalui kreatifitasnya pada tahun 1961.

Menurut salah satu perintisnya Ekik Barkah, pengemasan Calung jinjing dengan pertunjukan ini diilhami oleh bentuk permainan pada pertunjukan reog yang memadukan unsur tabuh, gerak dan lagu yang dipadukan. Menurut salah satu saksi hidup, Calung pertama kali dimainkan di Departemen Kesenian UNPAD pada tahun 1962. Penabuh Calung pertama Ekik Barkah, penabuh ke dua Hatoan Wangsasenjaya, Penabuh ke tiga Kanaka Poeradiredja, dan penabuh ke empat Parmas Hardjadinata. Setelah masa itu, banyak bermunculan grup Calung lainnya yang ada di fakultas lain Universitas Padjajaran. Bahkan salah satu grup dari Universitas Padjajaran yaitu grup angkatan 1965 dilibatkan dalam salah satu acara yang disiarkan oleh RRI Bandung.

Dari era itu banyak bermunculan grup Calung lainnya di masyarakat Bandung seperti Layung Sari, Ria Buana, Glamor di tahun 1970 dan masih banyak grup lainnya. Sampai pada saat ini Calung bisa disebut sempat dipopulerkan pula oleh sederet nama seperti Tajudin Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso atau yang lebih dikenal dengan nama Darso.

Perkembangan Calung di Jawa Barat pun cukup pesat pada saat itu sampai ada beberapa penambahan instrumen lain dalam Calung seperti kosrek, kacapi, piul (biola) dan bahkan ada yang mengkombinasikannya dengan keyboard dan gitar. Dalam perkembangannya unsur vokal dalam Calung menjadi sangat dominan sampai pada akhirnya memunculkan beberapa sosok vokalis terekenal seperti Adang Cengos dan Hendarso (Darso).

Agar kesenian musik ini tidak tergerus dan hilang ditelan zaman, kita sebagai generasi muda tidak ada salahnya untuk melestarikannya kembali atau bahkan bisa mengkolaborasikannya dengan musik modern yang saat ini merebak di masyarakat. Mari kita jaga kekayaan kesenian kita bersama Wargi Bandung.

Sumber: wikipedia