BANDUNG, infobdg.com – PERSIB Bandung akhirnya mengunci gelar juara Liga 1 musim 2024/25 di pekan ke-31, meskipun kompetisi masih menyisakan tiga laga. Kepastian ini diraih setelah Persebaya Surabaya, satu-satunya pesaing tersisa, gagal mengamankan tiga poin dalam laga melawan Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Senin, 5 Mei 2025. Hasil imbang 3-3 itu membuat Persebaya hanya mengumpulkan 54 poin, tak mungkin menyusul PERSIB yang telah meraih 64 poin dari 31 pertandingan.
Sebelumnya, Maung Bandung sebenarnya berpeluang mengunci gelar lebih cepat saat menghadapi Malut United pada Jumat, 2 Mei 2025. Namun kekalahan 0-1 dari tuan rumah membuat penentuan juara bergantung pada hasil laga Persebaya.
Gelar musim ini sekaligus mempersembahkan back-to-back championship bagi PERSIB, setelah mereka juga menjuarai Liga 1 2023/24. Berkat kemenangan ini, PERSIB kini berhak menambahkan bintang keempat di atas logo klub, menyusul trofi sebelumnya dari Liga Indonesia 1994/1995, Liga Super Indonesia 2014, dan Liga 1 2023/2024.
Keberhasilan ini juga melengkapi deretan prestasi PERSIB sejak era kompetisi perserikatan, di mana mereka pernah menjadi kampiun Kejurnas PSSI 1937, 1959–1961, serta juara Divisi Utama Perserikatan pada 1986, 1989–1990, dan 1993–1994.
Dalam pesta juara yang digelar di Graha PERSIB, kapten tim Marc Klok menyatakan rasa bangganya terhadap pencapaian tim musim ini.

“Ini musim yang berat karena kami berada di posisi yang dikejar. Musim lalu, kami yang mengejar tim lain. Jadi tekanan mentalnya besar, tapi hasilnya luar biasa. Saya bangga,” ujar Klok, Senin malam (5 Mei).
Gelandang nomor 23 itu juga menyoroti konsistensi sebagai kunci utama kesuksesan Maung Bandung. Meski dihantam badai cedera dan akumulasi kartu yang memaksa rotasi pemain sepanjang musim, PERSIB tetap stabil di puncak klasemen sejak pekan ke-17.
“Musim ini panjang, hampir 11 bulan. Banyak pemain cedera, banyak yang kena skors. Kami jarang bermain dengan skuad penuh. Tapi, dari pekan ke-17 kami terus di atas. Itu luar biasa karena bertahan di puncak di Liga Indonesia bukan hal mudah,” tegasnya.
Kini, PERSIB tak hanya mencatat sejarah, tapi juga memberi pesan kuat bahwa dengan kerja keras dan kedalaman skuad, gelar juara bukan sekadar mimpi—melainkan hasil dari proses panjang dan konsistensi nyata.***