- Advertisement -

Tari Merak Resmi Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Ini Kata Ridwan Kamil

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Kabar gembira bagi Warga Jawa Barat! Pada momen Hari Perdamaian Dunia, Tari Merak yang merupakan tarian budaya Sunda, resmi dianugerahkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Tari Merak oleh 1000 penari di Gedung Sate, Minggu (18/9).

Atas predikat ini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun menilai bahwa tari merak perlu dilestarikan dari level anak-anak hingga orang dewasa. Maka dari itu, pemerintah Jawa Barat menggelar kegiatan Tari Merak Sadunya (Sedunia) di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Minggu (18/9).

Dalam kegiatan tersebut, sekitar 1.000 orang dengan memakai kain kebaya memadati halaman depan Gedung Sate. Atalia Praratya Ridwan Kamil pun terpantau ikut serta dalam memperagakan tarian merak dengan menggunakan kebaya nuansa hijau dan putih.

Menurut Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, kegiatan Tari Merak Sadunya (Sedunia) ini bisa menjadi langkah awal yang positif dalam melestarikan salah satu budaya di Jawa Barat.

“Hari ini kita ada kegiatan luar biasa yaitu gerakan Merak Sadunya untuk melestarikan satu budaya Jawa Barat. Kedua, mensyukuri penganugerahan tari merak sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, juga dirangkaikan dengan Hari Perdamaian Dunia,” ungkap Emil.

Dengan kegiatan ini, ia pun mengaku bahagia. Menurutnya, gerakan ini dapat dijadikan momentum saling menguatkan kebudayaan tradisional di Jawa Barat.

“Saya sangat bahagia, kenapa? Karena Jawa Barat secara umum prestasinya sangat baik, di bidang ekonomi juga punya banyak. Momentum untuk menguatkan kebudayaan-kebudayaan yang tradisional,” beber dia.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan sang istri Atalia Praratya, ditemui di Gedung Sate, Minggu (18/9).

Menurutnya, perkembangan zaman dengan kecepatan teknologi digital yang serbacanggih bisa menstimulus anak-anak kita dari asupan informasi budaya asing.

Untuk itu, gerakan ini sangat membantu mengenalkan kembali kepada anak-anak dan bisa menjadi langkah awal untuk melestarikannya bersama-sama.

“Kita tahu dengan revolusi digital budaya asing juga dengan mudahnya mempengaruhi alam bawah sadar anak-anak kita. Sehingga, tari merak ini kami dukung untuk dilestarikan dari level anak-anak sekolah sampai ibu-ibu, dan lain sebagainya,” pintanya.

Kemudian, ia menjelaskan tentang pepatah menjaga budaya yang dilontarkan Bapak Bangsa Indonesia: Soekarno, yakni apabila kita mempunyai kebudayaan, maka kehidupan akan berdaulat dengan ekonomi yang tercukupi.

“Sehingga seperti Bung Karno bilang, punyalah kebudayaan yang berkepribadian sehingga dengan itu komplet trisakti, ekonominya berdikari, politiknya berkedaulatan. Kita akan gunakan tari merak ini di berbagai kesempatan dalam event kejawabaratan,” tutup Emil.***