- Advertisement -

Yana: Jika Kasus Positif di Sebuah Wilayah Tinggi, PSBMK Bisa Jadi Pilihan

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Pemkot Bandung tetap melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang diperketat. Namun, jika terjadi penambahan kasus positif yang cukup banyak di sebuah wilayah, maka Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) akan jadi pilihan.

Humas Kota Bandung

Hal ini ditegaskan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Ia mengatakan, jika menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bandung, akan ada konsekuensi yang timbul dari berbagai aspek. Oleh karena itu, Kota Bandung memilih pemberlakuan AKB yang diperketat.

“Kalau PSBB itu banyak konsekuensinya. Kita harus mengajukan izin. Termasuk menyiapkan JPS (Jaring Pengaman Sosial) dan sumber daya lainnya. Hal yang paling memungkinkan itu PSBMK, seperti Secapa. Itu hasilnya baik,” kata Yana, Rabu (16/9).

Menurutnya, PSBMK yang diterapkan di wilayah tersebut beberapa waktu lalu cukup berhasil. Karena skala mikro dengan partisipasi warga yang benar-benar saling menjaga dibandingkan dengan skala besar.

“PSBMK bisa diterapkan di sebuah wilayah jika memang skala mikro dan trennya luar biasa, estimasi reproduksinya, dan itu sesuai domisili kasus positif,” bebernya.

“Ada parameter yang digunakan PSBMK. Parameternya estimasi reproduksi, bisa saja itu dilihat nanti per skala kecamatan dan kelurahan. Tapi cukup banyak juga kecamatan yang zero kasus covid-19 nya,” lanjut Yana.

Oleh sebab itu, hingga saat ini Kota Bandung tetap melakukan AKB yang diperketat. Namun, warga diimbau untuk punya kewajiban saling mengingatkan.

“Pengawasan itu harus dilakukan oleh seluruh masyarakat, makanya ada Lembur Tohaga Lodaya. Kuncinya semua masalah bisa diselesaikan di wilayah masing-masing oleh warga sekitar,” ungkap Yana.

“Termasuk kalau ada yang posititf bisa dijaga oleh tetangganya. Tetangga memberi kebutuhan sehari-harinya,” tandasnya.