- Advertisement -

BGST Carita Wargi Bandung: Jangan Ambil Bayi Ini

Berita Lainnya

CARITA, infobdg.com- Terkadang hal yang tak diinginkanpun terjadi dengan nalar dan akal yang tak terpikirkan.

Saat itu tepat 5 hari setelah bayi itu lahir, masih merah dan belum bisa mengetahui apapun di dunia ini. Semua nya berjalan dengan normal tanpa ada masalah apapun, hidup dengan senormalnya tinggal di kampung. Kampungku tidak begitu jauh dari perbatasan kota. Masih serba sederhana, di dekat rumah ku ada lapangan tanah merah yang lumayan luas konon, dulunya adalah bekas pabrik terbesar di daerahku. Di pinggirnya ada jalan setapak yang menghubungkan antar RW dan tepat di sebelahnya ada sungai kecil yang mengalir dengan tenangnya.

Jika malam hari, suasana di kampungku cukup sepi dan minim pencahayaan. Apalagi daerah dekat lapangan tanah merah itu, selepas magrib lapangan itu nampak begitu mencekam tanpa adanya aktivitas apapun, ya paling sesekali ada orang yang melewati lapang tersebut untuk akses ke kampung lainnya.

Berbeda dengan keadaan di siang hari, Lapang itu menjadi tempat bermainnya anak-anak juga aktivitas lainnya yang biasa dilakukan di lapangan. Ada yang bermain, olahraga juga menjemur beberapa hasil panen ataupun sekedar berjemur pakaian di sisi lapangan. Tetapi, malam itu menjadi malam yang begitu menakutkan untukku, tepat setelah magrib suasana masih seperti biasanya sepi dan dingin menjadi seolah lebih dari sepi di hari-hari biasanya.

Terdengar jeritan tetangga yang begitu mengejutkanku pada saat itu, bapak-bapak yang hendak pergi ke mesjid pun berbalik dan mendatangi sumber suara jeritan itu, rupanya suara itu bersumber di dalam rumah tetanggaku yang tepat berada di depan rumahku, suasanya yang tadinya begitu sepi menjadi kacau setelah jeritan tersebut, dan rupanya ada tetanggaku yang kerasukan. Tubuhnya meronta-ronta dan menjerit dengan gumaman bahasa daerah yang bagiku sulit untuk dipahami pada saat itu, namun ada sesepuh di tempatku yang datang dan tahu apa perkataan orang itu.

Sempat jeritan itu mereda, setelah jampi-jampi dari sesepuh di tempatku. Ya, aku memperhatikan itu dari dalam rumahku yang jaraknya hanya 3 langkah saja. Namun tak lama kemudian tetangga di sebelahnya pun ikutan menjerit dengan tiba-tiba setelah menyaksinkan kejadian itu, rupanya kesurupan itu berpindah ke tetanggaku lainnya dan berteriak dengan kencang dengan melontarkan kata-kata “saya ingin darah, saya ingin darah”. Sesepuh itu pun mencoba untuk berinteraksi dan menjampi-jampi kembali tetapi makhluk itu pun tetap mengatakan hal yang sama “saya ingin darah, saya ingin darah” sambil menunjuk jela ke arah rumahku. Sontak semua yang ada di sana terkejut begitu pula aku. “Apa makasud dari perkataan itu?” Pikirku.

Sesepuh itu pun mencoba untuk menetralisasi keadan tersebut dan hendak untuk mengusir mahluk yang merasuki itu sambil berucap “apa maksudnya, mau darah apa sih?” makhluk itu pun menjabawab “saya ingin darah itu” darah apa? gak ada darah di sini sudah jangan ganggu lagi yaa, kalau ada salah saya minta maaf ujar sesepuh di sini. Makhluk itu pun tetap mengatakan hal yang sama “saya mau darah itu” saat perkataan itu terlontar, anakku yang masih bayi terbangun dan menangis sekencang-kencangnya pada saat itu lah kita semua tahu, ternyata yang dimaksud adalah menginginkan darah bayi ini.

Orang itu pun meronta-ronta sambil berteriak teriak dan hampir mendekati rumah. Sesepuh itu pun mencoba untuk menahannya dan berucap, “udah jangan ganggu anak itu kasihan masih bayi, udah jangan ganggu lagi, tuh ada banyak ayam makan aja darah itu, udah jangan ganggu kalau masih ganggu saya gak akan tanggung jawab dengan apa yang akan saya lakukan” gertak sesepuh.

“Ahhh.. gak mau! saya mau darah bayi ituu, dan juga bayiii…” belum sempat menyelesaikan perkataannya sesepuh itu pun melakukan ritual untuk menyudahi kerasukan itu. Dan pada akhirnya orang itu menjerit se-kencang-kencangnya sampai pingsan dan aku pun menjaga sambil menggendong bayi ini dengan dijaga oleh orang-orang yang ada.

Setelah kejadian itu, selepas magrib pasti ada orang-orang yang menjagaku di depan rumah membuat sistem jaga bergantian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan keembali.

 

 

Punya pengalaman horor? Kirim ceritamu ke bdgpodcast@infobdg.com