- Advertisement -

BGST Carita Wargi Bandung: Kuntilanak Pengganggu Mess Karyawan

Berita Lainnya

CARITA, infobdg.com – Awal mula kejadian ini terjadi sekitar tahun 2018 akhir, pada saat itu saya bekerja menjadi operator mesin di salah satu perusahan manufakturing di Batam, pekerja di daerah kawasan tersebut biasanya suka diberi mess yang diisi oleh 6 ssampai 10 orang, dan waktu itu saya bekerja tidak dikenakan shift, jadi waktu kerja normal masuk 7.45 WIB pulang 16.45 WIB.

Saya yang bekerja tidak dikenakan shift, ada waktunya mess itu sepi jika teman teman sekamar saya masuk shift malam. Berangkat dan pulang kerja saya selalu jalan kaki karena jaraknya yang cukup dekat dari mess ke pabrik. Waktu itu pulang sekitar jam 17.45 WIB karena saya males jika pulang berbarengan dengan cewek jadi pulangnya selau ditelat telatkan. Kemudia saya mampir terlebih dahulu ke swalayan lebel biru dan kuning membeli minuman serta cemilan, setelahnya membayar saya mendapatkan chat mesengger dari teman se-mess itu “wak, mane OT (lembur) teu?”, “henteu wak euy, ai maneh asup naon minggu ayeuna?” ujar saya, “urang asup shift peuting”, kami berbincang dalam bahasa Sunda. Dan pada saat itu saya berfikir yang masuk shift normal berarti hanya berempat sehingga kondisi mess tidak terlalu berisik dan harapan saya akan bisa istirahat nyenyak.

Ketika sudah dekat mess sekitar pukul 18.30 WIB, saya duduk di teras mess terlebih dahulu untuk istirahat, minum dan meroko. Entah kenapa kondisi pada saat itu disekitaran mess saya kok sunyi dan sepi, biasanya di depan mess saya itu kadang suka lalu-lalang motor yang hendak berangkat kerja dan pulang dari pabrik. Bercerita sedikit tentang posisi mess saya, tempatnya terletak diujung, katakanlah Gedung A, lalu disebelah Gedung A ini merupakan Gedung mess kosong katakanlah Gedung B yang kondisinya sudak rusak, pintu masuk dan kamar pun sudah lapuk, diantara Gedung A dan Gedung B ini terdapat pohon Belimbing yang cukup besar dan sering berbuah.

Saya tidak berpikiran aneh, hanya saja saya heran kenapa ada yang beda hawanya. Tidak lama kemudian benar saja, saya sedang duduk diteras dan terdengar suara seperti bisikan memanggil nama saya tapi dari arah jauh. Saya tidak beigtu kaget karena saya sudah tau bahwa di pohon Belimbing itu memang ada penunggunya, seketika saya berdiri dan melihat ke arah pohon belimbing itu dan lagi-lagi suara bisikan itu terdengar di sebelah kanan saya, lalu saya berdoa dalam hati dan berkata pakai bahasa Sunda waktu itu “heh ai maneh tong reuseup ngaheureuyan, nyaho ker geunah kadon diganggu, ulah sakali kali deui nya, awas omat”. Saya berkata untuk jangan mengganggu saya karena saya sedang beristirahat.

Kemudian saya masuk ke dalam mess dan lansung masuk ke kamar, teman saya yang sedang ada di dalam bertanya “ngobrol jg saha ai maneh?” lalu saya jawab “biasa eta dinu Balimbing” ujar saya, “oh s Neng…” teman saya pun sudah mengetahui keberadaan “si Neng” tersebut jadi tidak aneh lagi kalau ada gangguan bisikan seperti itu.

Singkat cerita waktu itu saya bergegas membersihkan badan dan mandi lalu bersiap-siap untuk tidur, saya memiliki kebiasaan tidur itu selalu cepat kalo kata orang Sunda “pelor” (nempel molor). Karena kondisi kerjaan banyak mengeluarkan tenaga, akan tetapi pada malam itu saya tidak bisa tertidur mencoba untuk mendengarkan musik dan gonta ganti posisi tidur tapi tetap saja, mencoba untuk memaksakan tidur pun tidak bisa sehingga tidak terasa waktu itu menunjukkan pukul 00.00 WIB.

Saya kesal karena sampai jam segitu saya tidak tertidur juga, akhirnya saya bangun terlebih dahulu dan minum air lalu saya melihat teman-teman sudah tertidur pulas, ada yang mendengarkan dangdut dan ada juga yang mendengarkan wayang golek, dan anehnya lagi saya merasakan udara malam itu terasa dingin sekali, tidak lama kemudian saya berbaring kembali ke kasur saya. Lalu di dinding tembok kasur saya, terdapat kaca nako yang tidak clear atau istilahnya burem jadi kalau ada org hanya bayangan saja yang terlihat. Saya melihat ke arah jendela itu ada orang yang melintas dan saya berfikir itu adalah satpam yang selalu patroli ke setiap Gedung mess karyawan.

Setelah bayangan orang itu melintas, tidak lama terdengar suara wanita memanggil saya dari arah luar, saya pun kaget mendengar suara seperti itu seketika jantung berdebar karena kondisi tengah malam dan cuman saya yang terbangun. Saat itu juga saya langsung menarik selimut mencoba memaksan untuk tidur akan tetapi tetap tidak bisa karena kondisi detak jantung saya yang berdebar, mungkin sulit juga untuk memaksakan tertidur yang akhirnya saya hanya menutupkan mata saja sampai kondisi detak jantung saya kembali normal.

Entah kenapa, saat itu saya merasakan badan saya tertidur tapi saya tidak merasakan tertidur, seolah-olah saya ini terpisah. Saya bisa merasakan bahwa badan saya tertidur akan tetapi jiwa tidak tertidur. Saya tidak tau ini istilahnya apa atau nama kondisinya apa, yang jelas saya ini merasakan terpisah.

Tidak lama dari kondisi seperti itu, dari arah kiri saya melihat seperti sosok wanita berpakaian putih dan berambut panjang datang dari arah luar kamar dan cepat menghampiri saya. Gerakannya cepat seperti “The Flash” tokoh super hero. Saya yang merasakan kondisi terpisah itu kaget dan rasanya ingin beranjak dari kasur akan tetapi tidak bisa karena terhalang badan saya yang tidak bisa kemana mana. Kemudian kondisi lebih menyeramkannya lagi, sosok wanita itu mencekik saya sambil tertawa layaknya seperti kuntilanak. Kejadian tersebut cukup lama karena saya mencoba untuk menghalaunya dengan menahan badan sosok wanita tersebut, saya yang tidak tahan dengan cekikan tersebut akhirnya berteriak sampai terbangun, setelah saya terbangun setengah badan, saya langsung melihat sosok wanita tersebut melayang ke atas dan lalu pergi. Tangan dan leher saya setelah kejadian tersebut merah merah seperti gatal-gatal.

Saya pun langsung berdoa dan beristighfar sambil kondisi badan yang terengah-engah. Lalu saya bangun dan masih melihat ke arah pintu masuk kamar dengan rasa kesal. Akhirnya saya minum segelas air yang terdapat dekat kasur saya, tidak lama kemudian terlihat ada sosok yang melintas di area depan ke arah dapur namun hanya badannya saja yang terlihat dan bagian kepalanya, kenapa saya bisa melihat? Jadi itu karena area kamar terdapat bopenling atau lawing angin yang ditutup oleh reng kawat, jadi saya dapat melihatnya. Setelah ada sosok yang melintas, terdengar sangat jelas ketawa kuntilanak dari arah pohon Belimbing tersebut.

Kondisi saya yang telah mendapat kejadian seram seperti itu, pikiran saya tidak karuan. Saya hanya bisa berdoa, beristighfar, dan membaca ayat suci Al Qur’an terus dan berulang sampai akhirnya saya bisa tertidur.

Saya menceritakan kejadian saat malam itu kepada teman saya yang baru pulang shift malam, dan mereka beranggapan bahwa “Si Neng” yang berada di pohon Belimbing itu yang menganggu saya. Tidak lama teman saya yang sebelumnya chatting dengan saya datang, dan mendengarkan cerita tersebut. Dia langsung memberi tahu saya, bahwasannya sosok/penunggu pohon Belimbing itu memang jahil kepada mereka yang sensitif dengan hal Ghaib. Dan saya perlu akui, saya memang sensitif dengan hal Ghaib seperti itu.

Jadi itu kejadian mistis saya, sebenernya masih banyak kejadian mistis lainnya yang saya alami akan tetapi kejadian sewaktu di Batam itu kejadian yang lebih menyeramkan bila dibandingkan dengan kejadian lainnya. Sekian cerita saya, semoga hal buruk seperti ini tidak menimpa siapapun. Terima kasih banyak.

Cerita kiriman Wargi Bandung: R.B (sumber BGST Podcast)