- Advertisement -

Dampak Corona, Ternak Ayam Hidup Terancam Tutup

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Pembelian ayam hidup di tingkat peternak tengah anjlok. Bahkan saat ini, di wilayah Jawa Barat dan Banten, harga ayam per kg berada pada level Rp7.000-Rp.8000.

Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan. Anjloknya harga ayam hidup merupakan salah satu dampak dari penyebaran virus Corona atau Covid-19, serta pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menyebabkan terbatasnta aktivitas masyarakat.

“Sejak Jumat (3/4) lalu di wilayah Sukabumi harga ayam anjlok ke harga Rp7.000/kg di kandang,” beber salah satu peternak ayam mandiri Sukabumi-Cianjur, Nur Maulana.

Kondisi ini sangat memberatkan profesi peternak, di mana harga pokok per produksinya mencapai Rp19.000.

Selain Nur, hal serupa juga dialami Iwan Asrul, peternak dari wilayah Banten. Ia mengatakan, harga ayam di Banten jatuh hingga Rp8.000.

“Ini membuat kami makin terpuruk. Corona menambah kerugian kami, dimana sebelumnya kami juga mengalami
kerugian sepanjang akhir 2018 sampai dengan sebelum Corona,” ungkap Asrul.

Menurutnya, harga ayam selalu jauh di bawah harga acuan pembelian pemerintah dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.7 Tahun 2020, di mana harga pembelian ayam hidup di peternak minimal Rp19.000/kg.

Sementara itu, pantauan harga ayam di pasaran masih berkisar di harga Rp30.000-Rp36.000/kg. Perbedaan harga yang cukup jauh ini membuat usaha para peternak ayam hidup terpukul. Rata-rata mereka menelan kerugian hingga Rp10.000/kg.

Menurut para peternak, apabila kondisi seperti ini terus berlanjut, sementara solusi dari pemerintah pun tak kunjung datang, maka usaha peternakan ayam hidup akan segera tutup. Mereka berharap, pemerintah segera melakukan penegakkan mengenai Permendag No.7 Tahun 2020 sebelum jumlah peternak mandiri di Indonesia kian menyusut.

“Sampai saat ini belum ada terobosan solusi dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi peternak, terutama saat menghadapi Corona,” tandas Asrul.