- Advertisement -

Disdik Jabar: Pembelajaran Jarak Jauh Hingga Desember 2020

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Sesuai ketetapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, pelaksanaan sekolah tahun ajaran baru di satuan pendidikan SMA/SMK/SLB se-Jawa Barat segera dimulai pada minggu ketiga Juli 2020.

Humas Jabar

Dinyatakan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dewi Sartika, bahwa pelaksanaan sekolah tahun ajaran 2020/2021 tetap dengan mekanisme pembelajaran jarak jauh (PJJ). Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangan sejumlah hal, seperti Surat Edaran Kemendikbud, dan arahan Gugus Tugas COVID-19, baik pusat maupun provinsi.

“Ada dua yang menjadi fokus Disdik Jabar. Pertama adalah bagaimana memastikan keamanan dan keselamatan peserta didik. Dan yang kedua adalah bagaimana memastikan peserta didik mendapatkan hak pendidikan. Hak pendidikan tetap dipenuhi selama pandemi Covid-19 dengan pembelajaran jarak jauh,” tutur Dewi, Kamis (4/6).

Sebelumnya, Gugus Tugas COVID-19 pusat telah memutuskan pembukaan sekolah atau proses belajar mengajar kembali dengan sistem tatap muka hanya dimungkinkan di kawasan zona hijau atau daerah dengan catatan nol kasus Covid-19.

Dewi mengatakan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh setidaknya hingga Desember 2020 sebagai upaya mencegah sebaran Covid-19 pada anak, mengingat anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus.

Hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar terkait level kewaspadaan Covid-19 kabupaten/kota menjadi bahan pertimbangan Disdik Jabar dalam mengambil keputusan untuk menunjukkan bahwa tidak ada satupun daerah di Jabar yang berada di level 1 atau zona hijau.

“Pertimbangan terakhir adalah masukan dari pengawas sekolah, kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah. Walaupun sekolah berada di zona hijau, tetapi misalnya sarana prasarana, dan keamanan di sekolah itu belum lengkap atau memadai, tidak boleh memaksakan untuk membuka kembali sekolah atau proses belajar secara tatap muka,” ujar dia.

Agar pembelajaran jarak jauh berjalan optimal, menurut Dewi, Disdik Jabar sudah melakukan sejumlah upaya. Pertama, adalah penguatan guru. Hal tersebut dilakukan supaya guru mampu memberikan materi pembelajaran secara interaktif. Dengan begitu, peserta didik akan lebih mudah mencerna.

“Yang menjadi tantangan adalah adanya masalah psikologis dari anak. Ketika mereka sekarang harus berada di rumah dalam waktu yang lama. Guru diberikan pelatihan secara daring agar mampu memberikan pembelajaran yang menarik, interaktif, ringan dan tidak terlalu berat,” jelas Dewi.

Ia mengatakan, infrastruktur teknologi atau akses internet menjadi tantangan Disdik Jabar dalam penerapan pembelajaran jarak jauh. Sebab, tak semua daerah di Jabar yang mempunyai akses internet yang baik. Ditegaskan pula, ada berbagai upaya yang diambil Disdik Jabar untuk menjawab tantangan tersebut.

“Kemendikbud memberikan pembelajaran melalui TVRI. Kemudian pembelajaran lewat radio. Atau sekolah menyiapkan modul-modul. Di daerah yang sulit akses internet, guru ada yang datang ke rumah peserta didik dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terdapat banyak upaya agar pembelajaran jarak jauh tetap berjalan baik,” tandas dia.