BANDUNG, infobdg.com – Harga bawang merah di Kabupaten Bandung melonjak tajam, membuat para pedagang dan konsumen merasakan dampaknya secara signifikan. Kurangnya pasokan bawang merah ke pasar tradisional menjadi penyebab utama kenaikan harga yang mencapai Rp50 ribu per kilogram, jauh di atas harga normal.
Di Pasar Banjaran, melansir dari Koran Gala, harga bawang merah telah naik dari Rp23 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram dalam kurun waktu satu minggu pasca lebaran Idul Fitri.
Ramdhani (32), seorang pedagang sayuran di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini dipicu oleh kurangnya pasokan akibat para petani mengalami gagal panen karena cuaca buruk.
“Bawang merah sejak lebaran Idul Fitri kemarin terus naik, dari Rp23 ribu per kilogram naik jadi Rp40 ribu dan sekarang jadi Rp50 ribu per kilogram,” kata Ramdhani, dikutip dari Koran Gala, Rabu (22/5).
Selain harga bawang merah, harga daging sapi juga tetap tinggi di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Bandung. Di Pasar Baleendah, harga daging sapi tetap bertahan di kisaran Rp130 ribu per kilogram sejak lebaran Idul Fitri lalu.
“Harga daging sapi dari bandarnya masih tinggi jadi kita juga jual masih tinggi di kisaran harga Rp130 ribu per kilogram,” kata Didin (48), seorang pedagang daging sapi di pasar Baleendah.
Sementara itu, Diah (32), warga Batukarut Banjaran, turut mengeluhkan tingginya harga berbagai kebutuhan pokok. Menurutnya, kondisi ini sangat memberatkan warga kecil.
“Sangat berat ya buat kita mah sebagai warga kecil dengan harga-harga yang masih aja tinggi,” kata Diah.
Ia berharap pemerintah bisa turun tangan untuk menekan harga kebutuhan pokok supaya tidak terus merangkak naik.
Kondisi ini mengindikasikan perlunya intervensi pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok demi meringankan beban masyarakat. Para pedagang dan konsumen berharap ada solusi segera untuk mengatasi masalah ini agar harga kembali normal dan terjangkau.***
