- Advertisement -

Tau Haji Geyot? Ini Cerita dan Asal-Usulnya

Berita Lainnya

ARTIKEL, infobdg.com – Seratus persen Wargi Bandung pasti tahu Haji Geyot kan? Yups! Tak hanya di Kota Bandung, ikon ini selalu muncul di banyak titik di Jawa Barat ketika bulan Suci Ramadhan tiba.

Foto: Instagram (@ritotianto)

Patung Haji Geyot dikenal warga sebab unik dan menarik. Patung berbentuk manusia yang pinggulnya bisa berlenggak-lenggok sambil menabuh bedug raksasa ini selalu menjadi pusat perhatian ketika sekadar melewatinya. Bahkan, ada yang sengaja memberhentikan kendaraannya untuk melihat aksi sang Haji Geyot itu.

Sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa, banyak warga Kota Bandung yang sengaja mencari titik keberadaan patung Haji Geyot untuk selfie membawa anak-anak dan keluarganya.

Begitu identik dengan Ramadhan, khususnya di Kota Bandung. Wargi Bandung harus kenal siapa Haji Geyot yang sebenarnya, apakah ia merupakan seorang tokoh? Atau hanya fiksi?

Berikut InfoBDG merangkum informasi mengenai Haji Geyot yang wajib Wargi Bandung ketahui.

 

Sejarah Kemunculan Patung Haji Geyot

Kemunculan patung seorang laki-laki berkumis tebal serta berpakaian koko, peci, dan sarung ini bermula sejak tahun 1990. Diketahui, patung ini pertama kali dibuat oleh seorang yang bernama Joen Rustandi.

Pada 1990, Joen merupakan pekerja di Hotel Savoy Homan yang bertugas melakukan dekorasi hotel bertema Ramadhan. Ia pun merasa suasana Ramadhan di hotel tersebut monoton, tak jauh dari ketupat atau hewan unta.

Haji Geyot lahir dari ide kreatif Joen Rustandi yang menginginkan perubahan ikon Ramadhan di Hotel Savoy Homan. Ia teringat mainan masa kecilnya, hingga akhirnya terpikirkan untuk membuat patung penabuh bedug.

Dulu, patung Haji Geyot belum secanggih sekarang. Bahkan untuk menggerakkan tangan, pinggul, dan kepala patungnya pun masih menggunakan tali, yang dimodifikasi dengan menggunakan mesin jahit dan dioperasikan manual.

Pembuatan badan patung kala itu masih menggunakan busa styrofoam. Patung tersebut dipajang di depan lobby Hotel Savoy Homan.

Namun ternyata, kehadiran patung Haji Geyot di hotel tersebut menggemparkan masyarakat. Banyak masyarakat yang lewat ingin melihat patung itu. Bahkan pengendara motor pun banyak yang jatuh kecelakaan sebab pandangannya terus melihat patung Haji Geyot. Beberapa pengendara mobil dan bus pun sengaja memarkirkan kendaraannya di trotoar hanya untuk melihat patung ini dengan jarak dekat.

 

Asal-Usul Nama Haji Geyot

Kegemparan yang terjadi di masyarakat pasca kemunculan Haji Geyot pun sampai ke telinga Wali Kota Bandung saat itu, bapak Ateng Wahyudi. Ia pun akhirnya memerintahkan Joen Rustandi, pencipta patung, untuk menghadap.

Ternyata, Ateng ingin memberikan apresiasi kepada Joen. Ia bahkan meminta Joen untuk membuatkan Pemkot Bandung 5 patung lagi yang akan disimpan di 5 titik masuk Kota Bandung, dengan syarat bahan pembuatan patung harus disempurnakan menggunakan fiber.

Nama Haji Geyot pun lahir dari celetukan Wali Kota Ateng Wahyudi saat melihat goyangan pinggul patung yang dirasa terlalu cepat.

“tong tarik-tarik teuing ngageyotna” jangan kencang-kencang bergoyangnya), celetuk Ateng pada saat itu.

Media yang menyaksikan pun akhirnya menyebarluaskan informasi mengenai patung unik itu dengan nama “Haji Geyot”.

 

Lokasi Haji Geyot di Bandung

Patung Haji Geyot sempat menghilang keberadaannya sejak tahun 1995, saat Ateng Wahyudi lepas dari jabatannya sebagai Wali Kota. Joen Rustandi, sang pembuat patung pun telah meninggal dunia pada 2012 lalu.

Patung Haji Geyot baru kembali terlihat keberadaannya pada tahun 2018. Pembuatannya dilanjutkan oleh sang anak yang bernama Ginanjar.

Hingga 2022, menjelang Idul Fitri tiba, Wargi Bandung bisa menemui patung haji ngageyot ini di beberapa titik seperti Alun-alun Bandung, simpang Braga, Lapangan Gasibu, Taman Dago, dan Taman Vanda.***