- Advertisement -

5 Kaulinan Anak Zaman Dulu Yang Kini Jarang Dimainkan

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Bermain adalah salah satu cara para anak untuk menyenangkan diri. Saat ini banyak permainan yang bisa dimainkan oleh para anak mulai dari permainan gawai, konsol, sampai dengan komputer. Lalu apa kabar dengan permainan anak zaman dulu? Kali ini tim Infobdg akan sedikit mengulas beberapa permainan anak zaman dulu yang saat ini sudah jarang dimainkan, berikut beberapa permainannya.

Damdaman

Salah satu kaulinan anak ini mirip dengan catur yaitu saling memakan. Kalau ada anak yang bisa dimakan tapi tidak di makan oleh lawan maka sang lawan bisa kena dam (denda) dan kita bisa mengambil 3 anak.

Sumber: tgrcampaign.com

Anak dalam permainan damdaman ini bisa dari kerikil, gulungan kertas kecil atau bahkan ranting dan sapu lidi, yang terpenting adalah anak dari lawan berbeda dengan yang kita punya. Untuk papan permainannya sendiri bisa dibuat menggunakan kertas yang sudah digambar garis damdaman.

Paciwit-ciwit Lutung

Permainan ini dimainkan oleh beberapa orang dan tidak menggunakan alat. Cara mainnya adalah dengan saling mencubit punggung tangan yang disusun ke atas.

Sumber: localtrip.my.id

Saat permainan dimulai semua pemain harus bernyanyi “paciwit-ciwit lutung, si lutung pindah ka tungtung”  lalu tangan yang berada di bawah harus pindah ke paling atas.

Loncat Tinggi

Yang satu ini adalah permainan dengan karet dan bisa dimainkan secara berkelompok. Alat yang digunakan ini adalah karet gelang yang diuntun panjang. Kelompok pertama akan memegang ujung tali karet dan kelompok lainnya harus melompati karet tersebut.

Menariknya dalam permainan ini ketinggian karet akan bertahap dari lutut sampai tangan diangkat lurus ke atas.

Endog-endogan

Endog-endogan adalah salah satu permainan yang tidak menggunakan alat, tidak berbeda seperti paciwit-ciwit lutung. Cara mainnya beberapa orang harus mengepalkan tangannya kemudian disusun ke atas, setelah itu semua harus bernyanyi “endog-endogan peupeus hiji, pre” . Lalu setelah itu tangan yang di bawah harus dibuka dan seterusnya sampai semua tangan terbuka tapi masih tetap ditumpuk.

Sumber: sabyan.org

Setelah semua tangan terbuka, para peserta permainan harus bernyanyi lagi “koleang-koleang mata sapi bolotot”  dan setelah itu tangan mereka dipakai untuk melototkan matanya masing-masing.

Beklen (Bekel)

Permainan ini mempunyai berbagai nama disetiap daerah. Dengan menggunakan alat bola karet (bekles) dan kewuk (cangkang kerang), permainan ini bisa dimainkan lebih dari 2 orang bahkan bisa sampai 10 orang.

Cara memainkannya pun mudah, kita hanya diwajibkan untuk memantulkan bola ke lantai lalu kita harus mengumpulkan cangkang kerang di tangan sebanyak-banyaknya.

Sumber: biacarajabar.com

Gimana Wargi Bandung, permainan apa yang masih kamu ingat? Untuk menjaga kelestarian budaya kita tidak ada salahnya untuk mengajak anak, saudara, atau kerabat kita bermain permainan ini kembali. Selain bisa membudayakan kembali permainan tradisional, kita juga bisa melatih motorik anak agar selalu aktif dan sehat karena permainan ini menggunakan banyak gerak fisik.

Sumber: Sundapedia.com